Topcareer.id – Pandemi Covid-19 melahirkan krisis ekonomi di semua lapisan masyarakat dan sektor usaha dan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi nasional terjun bebas. Daya beli masyarakat melemah. Sektor industri, usaha kecil dan menengah pun terdampak lesu.
Ketua Gabungan Pengusaha Makanan Minuman Indonesia, Adhi S. Lukman menyampaikan konsumsi rumah tangga akibat Covid-19 turun ke angka 2,84 persen. Sebelum Covid-19, rata-rata pertumbuhan ekonomi sektor konsumsi rumah tangga di angka 5 persen.
Dalam Webinar bertajuk Pemulihan Ekonomi di Era New Normal yang digelar Sekolah Politik Indonesia, Yayasan Cemara Sembilanbelas, Adhi menyebut saat ini butuh kebijakan kolaborasi cepat dan cermat antara pemerintah dan pelaku usaha.
“Pemulihan ekonomi butuh kolaborasi dunia usaha pemerintah, extraordinary untuk semua kebijakan, harus diambil dengan cepat, jangan terlalu lama mengambil kebijakan. Pemerintah juga perlu lebih cermat mengambil keputusan berdasar kondisi lapangan yang ada,” ungkap Adhi S. Lukman, Jumat (19/6/2020).
Baca juga: Pertumbuhan Ekonomi Nasional Diperkirakan Menurun pada Triwulan II
Sementara itu, anggota DPR RI Komisi XI Fraksi Partai Golkar, Mukhamad Misbakhun mewanti-wanti agar kejatuhan ekonomi ini tidak semakin dalam dengan kebijakan preventif action.
Misbakhun melihat krisis ini belum terlalu dalam meski sudah terasa dampaknya. Ia memandang kebijakan new normal harus didukung semua pihak sebagai salah satu langkah pemulihan ekonomi.
“Dengan kebijakan-kebijakan yang koherensif, terarah, mengena dan bisa diimplementasikan. Resolusi kebijakan yang preventif ini akan mengurangi kejatuhan ekonomi. Ini adalah upaya yang harus kita dukung bersama sebuah upaya konsolidasi seluruh elemen anak bangsa,” ungkap politisi Golkar itu.
Baca juga: Perekonomian Selandia Baru Alami Penurunan Terbesar dalam 3 Dekade
Direktur Pelaksana Program Kartu Prakerja, Denni Puspa Purbasari menjelaskan. akibat Covid-19, program Kartu Prakerja berubah menjadi semi bansos.
Ia menuturkan, dampak Covid-19 yang memukul semua lapisan masyarakat menyulitkan pemerintah menemukan instrumen pertolongan terhadap kelas menengah. Kartu Prakerja kemudian menjadi alternatif.
“Pelatihannya digelar secara online bukan by design, tapi sebagai konsekwensi dari PSBB dan physical distancing. Karena kalau dipaksakan offline tidak wise secara kesehatan,” jelas Denni.
Editor: Feby Ferdian