Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, April 25, 2024
redaksi@topcareer.id
Tren

Qantas Airways Pangkas 20% Pekerja Imbas Pandemi

Ilustrasi: Skytrack

Topcareer.id – Maskapai penerbangan Australia, Qantas Airways mengumumkan bahwa pihaknya memangkas setidaknya 20% dari tenaga kerjanya.

Maskapai itu juga berencana meningkatkannya hingga AUD 1,9 miliar (USD1,30 miliar) ekuitas, sebagai bagian dari langkah drastis dalam menanggapi krisis pandemi.

“Kami harus memposisikan diri selama beberapa tahun ke depan, ketika pendapatan akan jauh lebih rendah,” kata Chief Executive Qantas, Alan Joyce dalam sebuah pernyataan, Kamis (25/6/2020), dikutip dari laman CNBC.

Qantas Airways akan mendaratkan 100 pesawat hingga 12 bulan, dan beberapa lainnya lebih lama, serta segera mempensiunkan enam armada Boeing 747 yang tersisa, enam bulan lebih cepat dari jadwal.

Pernyataan itu merinci rencana tiga tahun yang akan menelan biaya AUD 1 miliar untuk diimplementasikan. Dan ini berarti Qantas Airways menjadi maskapai yang jauh lebih kecil dalam jangka pendek.

Baca juga: Layani Penerbangan Domestik, Ini Syarat Naik Maskapai Lion Air Group

Bersama dengan maskapai lain di seluruh dunia, Qantas berjuang melawan penurunan besar dalam permintaan setelah negara-negara termasuk Australia menutup perbatasan mereka untuk mencoba mengatasi pandemi global.

Pejabat Australia mengatakan negara itu kemungkinan baru akan terbuka untuk pelancong internasional pada tahun depan, meskipun mereka akan mempertimbangkan aturan masuk yang santai untuk siswa dan pengunjung jangka panjang lainnya.

Qantas mengatakan akan memangkas setidaknya 6.000 posisi, di antara 29.000 karyawannya, sementara 15.000 staf lainnya akan tetap mundur sementara, terutama yang terkait dengan operasi internasional, hingga lebih banyak penerbangan kembali.

Maskapai ini akan mengambil biaya penurunan nilai hingga AUD 1,4 miliar yang sebagian besar terkait dengan armada 12 Airbus A380-nya, mengingat ada ketidakpastian signifikan kapan mereka akan terbang lagi.

Editor: Feby Ferdian

Leave a Reply