Topcareer.id – PT Kereta Api Indonesia (Persero) berhasil masuk dalam daftar 100 merek termahal Indonesia tahun ini atau Indonesia’s Top 100 Most Valuable Brands 2020 yang dirilis oleh Brand Finance.
Penganugerahan program dengan tema Challenges and Opportunities of Brand Building in The New Normal Era tersebut dilaksanakan secara virtual oleh Majalah SWA, bekerja sama dengan Brand Finance Indonesia pada Selasa (30/6).
“Saya memberikan apresiasi kepada seluruh pegawai kami, atas masuknya KAI dalam jajaran 100 merek termahal Indonesia. Kami akan semakin terpacu untuk meningkatkan peringkat ke depannya,” ujar Direktur Utama KAI, Didiek Hartantyo dalam keterangan rilis KAI, Rabu (1/7/2020).
Tahun ini, KAI pertama kali masuk dalam daftar tersebut dan berhasil menempati posisi ke-22 dengan brand valuation atau nilai merek sebesar USD 342 juta, atau Rp 4,9 triliun (asumsi kurs Rp 14.390).
Didiek mengatakan, untuk menunjang kenaikan peringkat dalam daftar tersebut, KAI akan melakukan berbagai inovasi, salah satunya integrasi antarmoda first mile dan last mile.
Baca juga: KAI Catat Kenaikan Penumpang Hingga 49% Sejak Dibuka Kembali 12 Juni
Integrasi tersebut akan semakin memudahkan penumpang, karena moda transportasi menuju dan dari stasiun bisa dipesan melalui aplikasi KAI Access, dan langsung terhubung dengan platform pembayarannya.
“Kami akan membangun integrasi tersebut dengan cara kolaboratif dan proaktif, untuk mewujudkan layanan end to end. Hal ini sesuai dengan visi KAI yaitu menjadi solusi ekosistem transportasi terbaik untuk Indonesia,” tambah Didiek.
Lebih lanjut, Didiek menyebut, akan ada inovasi lainnya pada aplikasi KAI Access. Selain dapat memesan makanan, penumpang juga bisa memesan kebutuhan sehari-hari di atas kereta. Barang tersebut selanjutnya dapat diambil di stasiun tujuan, sehingga menghemat waktu dan energi.
“Kami tetap akan menjalankan bisnis sesuai Good Corporate Governance (GCG) dengan peran proaktif stakeholders management, penanganan people dan culture, menjaga pelayanan prima, serta menjaga kualitas kinerja keuangan KAI yang tumbuh secara sustainable dari waktu ke waktu,” tutup Didiek.
Baca juga: Hingga 15 Juni, 1709 Calon Penumpang Ditolak Naik KAI
Sementara itu, Direktur pengelola Brand Finance Asia Pasifik Samir Dixit mengatakan pemeringkatan ini berdasar pada hasil asesmen, dengan mengacu pada data yang didapat sebelum pandemi Covid-19.
Metodologi yang digunakan Brand Finance untuk menghitung valuasi merek, melibatkan aspek keuangan, yang dikategorikan sebagai aspek kuantitatif. Brand Finance menghitung potensi pendapatan yang dapat dihasilkan dari sebuah brand.
Brand Finance juga menggunakan pendekatan Royalty Relief untuk menilai brand dengan menghitung proyeksi revenue sebuah brand 3-5 tahun ke depan, tarif pajak, serta discount rate di pasar.
Pada tahun 2019, KAI mencatatkan kenaikan kinerja baik di sektor angkutan penumpang maupun barang. Di 2019, KAI mengangkut 429 juta penumpang, naik 1% dibanding tahun 2018 dengan 424 juta penumpang. Untuk angkutan barang, pada 2019 KAI mengangkut 48 juta ton barang, naik 5% dibanding tahun 2018 dengan 45 juta ton barang.
Editor: Febt Ferdian