TopCareerID

3 Mitos Kehamilan yang Wajib Diluruskan

Sumber foto: Healthline.com

Topcareer.id – Hampir semua orang, kini telah menjadi pakar dalam hal kehamilan, bahkan pria single sekalipun. Mari kita berterimakasih kepada Google untuk itu. Namun, yang perlu disadari, tak semua dari saran itu berdasar fakta. Beberapa masih cenderung bersumber pada mitos yang sudah terlanjur dipercayai banyak orang.

Terkait hal ini, presenter dan penulis untuk BBC, Claudia Hammond mencoba membeberkan tiga dari sekian mitos yang masih banyak dipercayai. Padahal, selain tidak benar, ketiganya juga terdengar terlalu lucu untuk dianggap sebagai kebenaran.

Makan untuk dua orang

Ketika hamil, benarkah kamu membutuhkan sepiring kalori ekstra untuk mendukung si kecil yang sedang tubuh di perut kamu? Jawabannya tentu tidak!

Bahkan, ketika memasuki trimester ketiga, di luar kebutuhan 2 ribu kalori per hari, kamu hanya membutuhkan tambahan 200 kalori saja, yang setara dengan sesendok mayonaise. Jadi, bisa dibilang hampir tidak ada pesta.

Jadi ketimbang berlebihan dalam makan, lebih baik kamu tingkatkan kualitas gizi dalam menu makanan harianmu.

Dilarang naik pesawat.

Beberapa maskapai penerbangan mengimbau ibu hamil yang sudah memasuki usia akhir kehamilan, untuk tidak terbang. Imbauan ini diberikan bukan karena berbahaya bagi janji, tetapi lebih ke pertimbangan risiko terjadinya proses kelahiran, ketika pesawat sedang terbang.

Pada tahun 2002, American College of Obstetricians dan Gynecologist menyebutkan bahwa wanita dengan tekanan darah tinggi, wanita yang memiliki risiko persalinan prematur, atau diabetes yang tidak terkontrol dengan baik, harus mendapatkan saran dari dokter mereka sebelum terbang. Selain itu, setiap wanita dengan masalah medis yang diperburuk oleh kadar oksigen yang rendah, harus mempertimbangkan untuk membawa oksigen.

Di Inggris, Royal College of Obstetricians dan Gynecologists juga menyarankan untuk berjalan-jalan secara teratur di sekitar pesawat dan tetap terhidrasi untuk menurunkan risiko deep vein thrombosis. Tetapi, sekali lagi, mereka menekankan bahwa tidak ada bukti bahwa terbang dapat menyebabkan keguguran atau persalinan awal.

Bisa menyingkirkan rasa sakit menstruasi di masa depan

Ini adalah mitos yang menyenangkan untuk didengar. Tapi sayangnya, kenyataannuya tidak sesederhana itu. Sebuah penelitian terhadap wanita di atas usia 40 tahun menemukan bahwa rasa sakit akibat menstruasi berkurang dari waktu ke waktu, padahal tidak satupun dari mereka yang memiliki anak.

Untuk mencoba memastikan apa yang terjadi, tim peneliti yang sama mengikuti lebih dari 3.500 wanita selama delapan tahun. Selama waktu itu, beberapa dari mereka memiliki anak, dan merasa nyeri haid mereka berkurang setelah mereka melahirkan.

Tetapi, itu tidak berlaku untuk semua orang. Dari mereka yang melakukan operasi caesar, 51% masih tidak puas dengan tingkat nyeri haid setelahnya. Sementara itu, 35% dari ibu hamil yang melahirkan secara normal, masih mengalami nyeri haid. Panjang kehamilan juga ternyata membuat perbedaan, dengan 77% ibu dari bayi prematur masih mengalami rasa sakit.

Jadi, persalinan memang membantu beberapa wanita dengan nyeri haid, tetapi sayangnya tidak semuanya. Para peneliti berspekulasi bahwa melahirkan secara normal mungkin lebih efektif untuk mengurangi rasa sakit di kemudian hari. Ini terjadi karena cedera dasar panggul dapat merusak saraf yang menghubungkan rahim dengan batang otak, sehingga rasa sakitnya tidak lagi dapat dirasakan.

Para penulis juga menyarankan kepada mereka yang masih mengalami nyeri haid, bahkan setelah melahirkan secara normal, mungkin memiliki kondisi tertentu, seperti endometriosis.

Selain itu, studi asosiasi genome-wide pertama, yang dilakukan pada tahun 2016, menunjukkan faktor lain yang berkontribusi terhadap keparahan nyeri periode. Jika nyeri haid yang kamu rasakan terasa buruk, sebagiannya mungkin tergantung pada gen yang kamu miliki.

Editor: Feby Ferdian

Exit mobile version