TopCareerID

Ini Efek Banyak Konsumsi Makanan Folat Non-alami

Ilustrasi. (dok. Royal Society New Zealand)

Topcareer.id – Akhir 1990-an, Badan Pengawas Obat dan Makanan, AS, memutuskan untuk memperkaya berbagai jenis makanan dengan folat.

Terigu, susu, pasta, makaroni, dan roti dilapisi folat, salah satu jenis vitamin B yang larut dalam air. Tujuannya untuk menekan angka kelainan tulang belakang (spina bifida) yang saban tahun mencapai 4.000 kasus di Amerika. Seperti diharapkan, kasus spina bifida kemudian menurun drastis.

Tapi, ternyata muncul efek samping yang diduga terkait dengan kelewat tingginya konsumsi folat yang disertakan pada berbagai jenis makanan dan suplemen. Tim peneliti dari Universitas Tufts, Boston, menyebutkan bahwa asupan folat dosis tinggi terkait dengan anemia dan gangguan kognitif.

Baca juga: Berapa Dosis Vitamin C yang Baik Dikonsumsi Setiap Hari?

“Ini sesuatu yang di luar dugaan,” kata David A. Smith, profesor farmakologi yang turut serta dalam penelitian yang dilaporkan dalam American Journal of Clinical Nutrition. Sejauh ini belum terlalu gamblang diketahui bagaimana folat dosis tinggi mengganggu metabolisme tubuh.

Saran untuk para konsumen: lebih baik mengkonsumsi folat dari sumber alami. Sayuran berdaun hijau seperti bayam dan lobak, juga pada berbagai buah semisal jeruk, alpukat, dan tomat, amat kaya akan folat. Konsumsi bahan alami-sebanyak apa pun-tetap aman karena kandungan folat di dalam makanan tidak akan melampaui batas maksimal asupan harian.

Lain soal jika kamu mengkonsumsi suplemen yang kadar folatnya memang dibuat tinggi. Simaklah label kemasan suplemen, teliti komposisi bahan, dan pastikan Anda tidak minum suplemen yang melampaui standar diet harian folat, yakni 400 mikrogram bagi orang dewasa, 600 mikrogram untuk ibu hamil, dan 500 mikrogram bagi ibu menyusui. *

Exit mobile version