TopCareerID

Orang Kaya Kini Gemar Investasi Uang untuk Bisnis Sosial dan Lingkungan

Ilustrasi. (dok. fr.dreamstime)

Topcareer.id – Orang kaya dunia yang semakin kaya saat ini tengah gemar menempatkan uang mereka untuk bisnis yang berbau sosial, etis, dan lingkungan, di mana dapat memacu pertumbuhan investasi berkelanjutan.

Dalam World Wealth Report Capgemini 2020, lebih dari seperempat (27%) individu berpenghasilan tinggi (High Net-Worth Individuals-HNWI), mereka yang memiliki aset yang dapat diinvestasikan sebesar USD1 juta atau lebih, mengatakan mereka tertarik pada produk yang berkelanjutan.

Dikutip dari laman CNBC, menurut laporan angka itu naik menjadi 40% di antara individu-individu berpenghasilan sangat tinggi (UHNWI), mereka yang memiliki USD30 juta atau lebih untuk berinvestasi. Dan, yang penting, minat itu diterjemahkan ke dalam tindakan.

Baca Juga: Orang Kaya Justru Enggan Mengeluarkan Uangnya untuk Barang-barang Ini

Investor kaya mengatakan mereka berencana untuk mengalokasikan 41% dari portofolio mereka untuk bisnis yang aktif soal kebijakan lingkungan, sosial dan tata kelola perusahaan (ESG) pada akhir tahun ini. Pada akhir 2021, angka itu akan naik menjadi 46%.

Motivasi utama mereka termasuk pengembalian yang lebih tinggi (39%); peningkatan pemahaman tentang produk Environmental, social and corporate governance-ESG (29%); dan keinginan untuk memberi kembali kepada masyarakat (26%).

Sementara itu area fokus pilihan mereka adalah risiko lingkungan dan perubahan iklim (55%); sistem tata kelola etika (54%); dan praktik bisnis yang sadar sosial (52%).

Baca Juga: Isolasi Ala Orang Kaya, Beli Bunker Canggih Hingga Sewa Pulau Pribadi

Laporan yang mempelajari lebih dari 2.500 HNWI di 21 pasar kekayaan besar itu dilakukan dari Januari dan Februari 2020, sebelum pandemi virus corona merebak.

Namun, Shinichi Tonomura, Direktur Pelaksana Jasa Keuangan Capgemini untuk Asia dan Jepang, mengatakan peningkatan minat ini kemungkinan merupakan kabar baik bagi bisang ESG karena mereka dengan kekayaan yang lebih tinggi cenderung “sedikit di depan” dari kurva untuk peluang investasi yang muncul.

“Ketika kesadaran tentang masalah lingkungan meningkat dan produk yang lebih matang dengan pengembalian keuangan yang lebih baik tersedia, selera untuk produk ESG telah meningkat,” kata Tonomura kepada CNBC Make It.**(RW)

Exit mobile version