Topcareer.id – Ikatan yang kuat dan lemah dalam menjalin hubungan sosial alias pertemanan penting dalam interaksi jejaring sosial kamu. Berteman mempunyai fungsi yang berbeda dalam hubungan, tetapi hal itu dapat memperluas jaringanmu jauh di luar jangkauan normal.
Menggunakan dan mempertahankan pertemanan dengan ikatan sosial yang lemah juga dapat membawa manfaat luas di luar hubungan normal kamu.
Misalnya kamu menggunakan LinkedIn, apakah semua hubungan kamu dengan mereka yang ada di LinkedIn merupakan “ikatan kuat”? Apakah kamu menghitung semua koneksimu sebagai teman baik dengan ikatan kuat? Apakah mereka penting bagi kamu?
Baca juga: Kesalahan Umum Saat Menjalin Networking dan Cara Mengatasinya
Kamu mungkin akan menyadari dan menemukan beberapa set “ikatan lemah” dalam pertemanan di jejaring sosial kamu. Coba pikirkan, apakah kamu selalu terhubung dengan mereka? Apakah kamu menonton story atau memperhatikan feed mereka untuk tetap berhubungan?
Mark Granovetter, seorang sosiolog asal Amerika Serikat dan profesor dari Stanford University menyebut ikatan kuat kamu sebagai teman dan ikatan lemah kamu sebagai kenalan ada dalam makalahnya yang berjudul “Catatan tentang kekuatan ikatan lemah.”
Mark berbicara tentang hubungan interpersonal antara kelompok orang yang berbeda serta bagaimana mereka memegang bagian masyarakat yang berbeda. Bersama, sebagai manusia, siapapun dapat memiliki hubungan ikatan yang kuat dan lemah di jaringan sosialnya.
Baca juga: Jangan Lakukan Kesalahan Networking yang Satu Ini
Kamu bisa melipatgandakan hubungan-hubungan ini. Kamu memiliki ikatan yang lemah dengan beberapa koneksimu dan ikatan yang kuat dengan yang lain. Sama seperti multiplexer jaringan, ikatan lemah ini dapat membawa kedua jenis sinyal di sekitar jaringan sosial kamu.
Dalam jejaring sosial, kedua ikatan ini sama pentingnya. Begini gambaran ikatan kuat dan lemah dalam jejaring sosial:
Ikatan yang kuat adalah seseorang yang kamu kenal dengan sangat baik. Kamu mungkin punya nomor Whatsapp mereka. Kamu sering berinteraksi dengan mereka di situs jejaring sosial. Ada percakapan 2 arah yang baik dan intens, bahkan kamu mengenal mereka dengan baik dan informasi pribadi mengalir dengan bebas di antara kalian.
Sekarang pikirkan tentang seorang kutu buku yang juga kenalanmu dalam kehidupan sosial dan ia hanya berbicara tentang sejarah, sedangkan kamu memiliki minat hanya di bidang teknologi dan olahraga misalnya. Tentu saja teman ini akan menjadi teman dengan ikatan lemah dalam jejaring sosialmu.
Katakanlah kamu hidup dalam kelompok kohesif sosial yang hampir seluruhnya terdiri dari pecinta iPhone. Kamu tidak akan pernah mendapatkan informasi dari pecinta Android dalam jaringanmu, karena kamu hanya berkomunikasi dengan para pengguna iOS.
Baca juga: Ini Beda Networking dengan Nepotisme
Kamu mungkin akan kehilangan informasi bahwa Android juga memiliki banyak kehebatan yang tak kalah dengan iOS. Berfokus sepenuhnya hanya pada iPhone karena itu pertemanan ikatan kuatmu, berarti kamu akan kehilangan kesempatan menikmati semua kelebihan Android yang dibawa oleh temanmu dari ikatan yang lemah.
Hal ini tidak hanya akan mengisolasi kamu dari ide-ide dan mode terbaru tetapi dapat menempatkanmu pada posisi yang kurang menguntungkan.
Ikatan yang lemah sangat mungkin memberi kamu misalnya informasi penting tentang peluang kerja baru, bisnis baru, atau koneksi baru ke area lain dari bisnis periferal kamu. Hubungan kamu dengan ikatan yang lemah harus dipertahankan dan dikembangkan.
Gunakan hubungan ikatan lemah untuk menyatukan jaringan ikatan kuatmu dalam mendorong beragam aliran informasi ke dalam jaringanmu. Informasi ini dapat berupa informasi yang kamu perlukan untuk maju dalam karier, atau mungkin juga rekomendasi dan informasi tentang keterampilan serta skill kamu untuk memperoleh peluang yang kamu cari.
Mungkin sekarang sudah waktunya bagi kamu untuk menghubungi beberapa kenalan lama yang terlupakan dan lihat informasi apa saja yang telah kamu lewatkan. *
Editor: Ade Irwansyah