TopCareerID

5 Kota Ini Kembali Lockdown karena Kasus Virus Corona Meningkat Lagi

Lockdown di Australia. (dok. ABC)

Topcareer.id – Sebagian besar negara di dunia memberlakukan lockdown atau pembatasan wilayah untuk menekan penyebaran pandemi COVID-19 sejak awal tahun ini.

Sementara banyak negara perlahan membuka kembali seluruh kegiatannya, beberapa kota dan wilayah di Asia dan Australia justru memberlakukan kembali lockdown yang lebih ketat.

Mengutip Channel News Asia berikut ini lima kota di negara yang kembali menerapkan lockdown akibat jumlah kasus corona yang kembali meningkat usai dilakukan pelonggaran.

Bangalore
Pusat IT negara India, Bangalore kembali lockdown, setelah menjadi hotspot baru untuk infeksi COVID-19 di negara tersebut. Lockdown tujuh hari dimulai pukul 8 pagi pada hari Selasa (14/7). Bangalore hanya memiliki sekitar 1.000 kasus pada pertengahan Juni 2020, tetapi telah berkembang menjadi hampir 20.000 pada hari Senin (13/7).

Baca juga: Di-lockdown Bersama Keluarga, Kenapa Kita Tetap Ingin Kumpul Bareng Orang Lain?

Para ahli menyalahkan peningkatan ini pada pencabutan pembatasan pada bulan Juni, ketika pemerintah India mengakhiri lockdown nasional untuk mengurangi dampak pandemi terhadap perekonomian. India sekarang memiliki lebih dari 1 juta kasus COVID-19, korban tertinggi ketiga di dunia di belakang AS dan Brasil, dan lebih dari 25.000 kematian. Perusahaan IT di Bangalore yang menangani operasi back-office dari perusahaan global diizinkan beroperasi dengan hanya 50 persen staf di lokasi pada satu waktu.

Goa
Wilayah pesisir Goa menjadi negara bagian India terbaru yang di-lockdown, pemerintah setempat memberlakukan pemadaman listrik dan jam malam hingga 10 Agustus 2020. Ini karena terlalu banyak orang “keluar untuk bertemu orang-orang di pesta-pesta” dan “kesadaran dan sensitivitas” yang rendah, kata Ketua Menteri Pramod Sawant. Selama jam malam, semua kegiatan yang tidak penting dilarang antara jam 8 malam sampai 6 pagi.

Pemerintah juga memerintahkan larangan restoran dan outlet F&B, transportasi umum, pasar, semua toko, kantor, dan kompleks olahraga di Goa utara, beroperasi dengan pengecualian layanan yang dianggap penting dan taksi.

Baca juga: Diserang Corona Lagi, Kota Terbesar Kedua di Australia Kembali Lockdown 6 Minggu

Melbourne
Pihak berwenang di negara bagian Victoria Australia memberlakukan lockdown kembali pada sekitar lima juta orang di Melbourne selama 6 minggu dimulai pada 8 Juli 2020 sebagai upaya untuk menahan gelombang baru COVID-19. Warga telah diperintahkan untuk tinggal di rumah dan hanya pergi untuk urusan penting.

Perdana Menteri Daniel Andrews memperingatkan bahwa pembatasan dapat diperpanjang. “Jika orang tidak melakukan hal yang benar maka kita harus melakukan pembatasan tambahan yang diberlakukan dan berpotensi pembatasan terus diperpanjang,” katanya.

Manila
Pemerintah Filipina memberlakukan lockdown kembali selama dua minggu baru pada sekitar 250.000 orang di Kota Navotas setelah lonjakan infeksi terjadi. “Kami tidak punya pilihan selain melakukannya karena orang-orangnya keras kepala,” kata walikota Toby Tiangco, merujuk pada orang-orang yang melanggar aturan jarak sosial. Manila, yang merupakan pusat wabah COVID-19 di Filipina, baru mulai dibuka kembali pada pertengahan Juni lalu, dengan ketersediaan angkutan umum yang terbatas.

Baca juga: Inikah Strategi Lockdown yang Efektif Habisi Virus dan Selamatkan Ekonomi?

Namun, pelonggaran aturan dan kembalinya ribuan pekerja di luar negeri telah membuat peningkatan jumlah kasus di negara itu. 2.539 kasus baru dicatat pada 9 Juli, pemerintah daerah sejak itu mengeluarkan kembali perintah penguncian di beberapa lingkungan sebagai upaya untuk mengekang penyebaran.

Hong Kong
Hong Kong, yang sebelumnya dipuji karena keberhasilannya dalam menangani pandemi COVID-19, justru kabar terakhir melaporkan lonjakkan kasus infeksi yang cukup signifikan. Kota ini telah berhasil menahan sebagian besar transmisi lokal dalam beberapa bulan terakhir, tetapi kluster infeksi baru mulai muncul awal bulan Juli, termasuk di perumahan dan rumah perawatan lansia. Langkah-langkah yang lebih keras mulai diberlakukan mulai Rabu (15/7).

Warga Hong Kong telah banyak mengadopsi masker wajah sejak awal pandemi ini, tetapi penumpang yang menggunakan angkutan umum sekarang diwajibkan mengenakannya atau berisiko terkena denda US $ 650 jika tidak mengenakannya. “Ini adalah waktu untuk pengetatan,” kata Kepala Eksekutif Carrie Lam.

“Dan kita bisa menambahkan langkah-langkah tersebut yang akan ditinjau setiap tujuh hari. Kecuali kita memiliki vaksin efektif yang dapat digunakan secara luas di masyarakat, kita mungkin perlu hidup berdampingan dengan virus untuk jangka waktu tertentu.” *

Editor: Ade Irwansyah

Exit mobile version