Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Saturday, April 27, 2024
redaksi@topcareer.id
Profesional

Inikah Strategi Lockdown yang Efektif Habisi Virus dan Selamatkan Ekonomi?

Suasana di Vietnam saat wabah corona. (dok. USNews)

Topcareer.id – WHO mengatakan cara terbaik melawan penyebaran virus corona adalah lewat karantina wilayah atau lockdown. Namun, lockdown mengakibatkan ekonomi tak jalan. Lantas, strategi lockdown seperti apa yang efektif menghentikan penyebaran virus sekaligus tak memiliki dampak ekonomi yang amat buruk?

Kini ilmuwan mengusulkan strategi lockdown baru: lima puluh hari penguncian ketat diikuti 30 hari di mana langkah-langkah dilonggarkan. Menurut ilmuwan, ini bisa menjadi strategi efektif untuk mengurangi kematian akibat wabah Covid-19 yang disebabkan oleh virus corona sambil memastikan beberapa tingkat perlindungan ekonomi.

Dalam sebuah penelitian yang didukung Uni Eropa yang diterbitkan pada hari Rabu (20/5/2020), sekelompok peneliti dari sembilan negara mensimulasikan bagaimana berbagai strategi penguncian akan berdampak pada penyebaran virus corona.

Baca juga: (in-depth) Kala Vaksin Corona Tersedia, Apa Orang Kaya Bakal Dapat Lebih Dulu?

Ada hampir 5 juta kasus Covid-19 dikonfirmasi secara global, dengan lebih dari 350.000 kematian akibat virus di seluruh dunia, menurut data yang dikumpulkan oleh Universitas Johns Hopkins.

Banyak pemerintah telah memberlakukan lockdown untuk memitigasi penularan virus. Tetapi para pembuat kebijakan di seluruh dunia sekarang menghitung cara untuk secara bertahap melonggarkan langkah itu karena pandemi sangat membebani aktivitas ekonomi.

Para ilmuwan menyarankan pendekatan yang lebih efektif untuk lockdown atau lebih ringan dapat menjadi alternatif. Pengujian yang efektif, pelacakan kontak dan strategi isolasi, serta upaya untuk melindungi masyarakat yang paling rentan, akan secara konsisten dipertahankan.

Baca juga: Tanpa Lockdown, Jepang Berhasil Atasi Wabah Covid-19. Ini Penjelasannya

Seperti dikutip dari CNBC, mereka memodelkan beberapa skenario berbeda di 16 negara, termasuk Australia, Meksiko, Belgia, Afrika Selatan, dan Nigeria.

Dalam skenario pertama, tidak ada langkah-langkah mitigasi atau sosial yang dilakukan. Di setiap negara, ini menyebabkan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan di unit perawatan intensif (ICU) dengan cepat dan secara signifikan melebihi kapasitas yang tersedia.

Skenario kedua memodelkan siklus bergulir dari “langkah-langkah mitigasi” 50 hari diikuti oleh periode 30 hari di mana langkah-langkah itu dilonggarkan. Analis mendefinisikan langkah-langkah mitigasi sebagai strategi yang secara bertahap mengurangi jumlah infeksi baru, seperti jarak sosial, aturan kebersihan, mengisolasi individu yang terjangkit virus, penutupan sekolah dan membatasi acara publik yang besar. Langkah-langkah ini tidak termasuk lockdown total.

Para peneliti juga memodelkan skenario ketiga, yang melibatkan siklus “langkah-langkah penindasan” yang lebih ketat selama 50 hari diikuti oleh periode relaksasi 30 hari. Langkah-langkah penindasan didefinisikan sebagai tindakan yang mengarah pada pengurangan lebih cepat dalam jumlah infeksi baru, dengan menerapkan tindakan penguncian yang ketat di atas langkah-langkah mitigasi lainnya.

Dalam skenario ketiga yang paling ketat, jumlah korban Covid-19 selama pandemi akan berkurang secara signifikan dalam skenario ini. Para peneliti mencatat bahwa masing-masing negara perlu menentukan sendiri berapa lama interval akan bertahan sesuai dengan kebutuhan dan fasilitas domestik mereka.

Rajiv Chowdhury, seorang ahli epidemiologi kesehatan global di University of Cambridge, mengatakan skenario ketiga dengan langkah-langkah penindasan yang ketat dengan periode relaksasi, akan memungkinkan populasi untuk “bernapas” pada interval waktu tertentu.

“Itu mungkin membuat solusi ini lebih berkelanjutan, terutama di daerah miskin sumber daya,” katanya. Oscar Franco, direktur Institute of Social and Preventive Medicine di University of Bern di Swiss, menambahkan bahwa penelitian ini memberikan opsi strategis bagi negara-negara untuk lebih mengontrol Covid-19. *

Editor: Ade Irwansyah

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply