Topcareer.id – Pemakaian masker menjadi salah satu tindakan pencegahan penyebaran virus corona yang direkomendasikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) juga berdasar penelitian lainnya. Sayang, beberapa percaya bahwa penggunaan masker ini bisa menurunkan kadar oksigen yang dihirup.
Para dokter dan pakar pun menjawab mitos kesehatan ini dengan tegas bahwa penggunaan masker tidak mengurangi kadar oksigen. Seperti yang dikatakan oleh Dr. Joshua Wolrich, seorang dokter bedah dari National Health Service (layanan kesehatan di Inggris) dalam video yang diunggah Now This di channel Youtube.
Wolrich mematahkan argumen para anti-masker dengan praktik yang sederhana dalam video itu. Ia merekam saturasi oksigen dalam darah dan detak jantungnya lewat alat medis.
Baca Juga: Pandemi Corona Bisa Dikendalikan Jika Semua Orang Disiplin Kenakan Masker
“Kalau angkanya sekitar 94-100(%) berarti itu normal. Saya tidak memiliki masalah pernapasan, jadi normalnya bagi saya (saat ini) 99(%). Lalu di bawahnya ada rekam detak jantung, kalau di atas 100 (bpm) itu terlalu cepat,” kata dia dalam video tersebut sambil menunjukkan angka-angka dalam alat medis.
“(Detak jantung) saya saat ini (107 bpm) lebih dari 100 karena saya dalam keadaan kesal sambil merekam video ini,” ujar Wolrich.
Ia kemudian memakai masker, layaknya aktivitas yang ia lakukan sehari-hari sebagai seorang dokter bedah untuk menunjukkan bahwa saturasi oksigen tak akan berubah, meski memakai masker.
Dan benar saja, ketika ia menggunakan maskernya, angka-angka dalam alat rekam medis itu tidak berubah. Saturasi oksigennya tetap di angka 99%, yakni normal, bahkan meski ia tengah dalam kondisi banyak berbicara sambil merekam video. Begitu juga detak jantungnya di angka 107 bpm.
Baca Juga: Saran Pemerintah, Jangan Turunkan Masker ke Dagu
“Berhentilah mengarang-ngarang. Jangan dengarkan orang yang mengada-ngada. Jangan jadikan masalah ini sebagai isu politik. Masker melindungimu dan juga orang lain. Jangan egois.”katanya.
Praktik lainnya dilakukan oleh Dr. Maitiu O Tuathail, seorang dokter praktik umum yang bahkan memasang enam masker bedah sekaligus. Saturasi oksigennya sebelum menggunakan masker di angka 99%. Dan setelah menggunakan 6 masker bedah tetap di angka 99%.
Dikutip dari CNBC Make It, seorang dokter di Carolina Selatan, Megan Hall, juga menentang gagasan bahwa kadar oksigen turun secara dramatis saat mengenakan masker.
Megan Hall menguji saturasi oksigen dan detak jantungnya menggunakan pulse oximeter dalam empat situasi selama lima menit sekaligus: satu tanpa masker, satu dengan masker bedah, satu dengan masker N95, dan satu dengan masker N95 dan masker bedah.
“Tidak ada perubahan signifikan dalam saturasi oksigen saya (atau heart rate) dalam skenario apapun. Meskipun mungkin tidak nyaman bagi sebagian orang, kamu masih bisa bernapas,” ia berbagi di Facebook.**(RW)