Topcareer.id – Ekonomi syariah perlu melakukan adaptasi dengan kebiasaan baru di tengah pandemi Covid-19, agar kegiatan usaha yang dijalankan dalam rangka pemulihan ekonomi nasional tidak menimbulkan risiko di bidang kesehatan.
Deputi Gubernur Bank Indonesia, Dody Budi Waluyo menyampaikan, setidaknya terdapat 3 langkah adaptasi hadapi kenormalan baru untuk ekonomi syariah. Pertama, kata dia, penggunaan teknologi yang semakin intensif termasuk untuk membuka peluang pasar dan distribusi barang.
“Kedua, memanfaatkan peluang pengembangan alternatif usaha dan ketiga, meningkatkan kesempatan untuk memperat kolaborasi dan sinergi antar pelaku usaha,” kata Dody dalam keterangan pers, Selasa (28/7/2020).
Ia menambahkan, Bank Indonesia berkerja sama lintas lembaga di bawah Komite Nasional Ekonomi dan Keuangan Syariah (KNEKS) selalu berkomitmen untuk mendorong pemberdayaan ekonomi syariah sehingga dapat bersaing secara nasional maupun global.
Baca Juga: Operasional Bank Indonesia Mundur, Buka Kembali 15 Juni
Salah satu strategi yang dilakukan, yakni melalui penguatan ekosistem Halal Value Chain (HVC) yang meliputi rangkaian kegiatan untuk menghasilkan nilai tambah pada setiap bisnis proses dengan menekankan pada aspek kepatuhan terhadap nilai dan prinsip dasar syariah.
Pengembangan ekosistem Halal Value Chain dilakukan di empat sektor utama, yaitu pertanian (integrated farming); industri makanan halal dan fesyen muslim yang diwujudkan dalam program pengembangan Industri Kreatif Syariah (IKRA); pariwisata halal; serta pengembangan renewable energy.
“Upaya-upaya tersebut terus dilakukan dengan menggandeng berbagai pelaku usaha, di antaranya komunitas pesantren, UMKM syariah, korporasi dan berbagai pelaku industri lainnya,” ujar dia.**(RW)