TopCareerID

Laki-laki dan Perempuan, Siapa yang Lebih Mungkin Resign dalam Setahun Ini?

Tisp bekerja dengan rekan kantor yang nyebelin.

Ilustrasi. (dok. NYC Offices Suites)

Topcareer.id – Ketika perusahaan-perusahaan di seluruh negeri memberlakukan kerja dari rumah demi mencegah penyebaran virus, hampir setiap karyawan merasa senang. Tapi, kegembiraan itu hanya sesaat. Kelak orang menyadari bahwa bekerja dari jarak jauh bukanlah segalanya.

Remote working memberi pekerja profesional lebih banyak kesempatan untuk lebih bersantai dan memikirkan kehidupan mereka, termasuk hubungan mereka dengan pekerjaan mereka.

Dengan waktu berpikir ini, banyak professional terutama perempuan menyadari bahwa mereka berada di tempat yang tidak tepat, sesuai yang mereka inginkan dalam hal karier mereka.

Sebuah survei baru terhadap 2.000 profesional mengungkapkan bahwa perempuan tidak senang dengan pengalaman bekerja mereka dan telah mempertimbangkan kembali apakah perusahaan mereka saat ini tepat untuk mereka.

Baca juga: Kekerasan pada Perempuan Meningkat Selama Pandemi

Perempuan lebih cenderung untuk mengubah karier dalam tahun berikutnya

Faktanya, perempuan hampir dua kali lebih mungkin (46%) dibandingkan laki-laki untuk melaporkan bahwa mereka akan meninggalkan tempat kerja mereka dalam tahun berikutnya, menurut survei WerkLabs yang dikutip dari laman The Ladders.

Perempuan juga dua kali lebih mungkin melaporkan bahwa mereka akan meninggalkan perusahaan mereka dalam lima tahun ke depan.

Penelitian lain menunjukkan bahwa perempuan lebih cenderung keluar dari angkatan kerja atau mengurangi jam kerjanya, karena tugas menjadi orangtua terlalu berlebihan selama pandemi virus corona.

Sebuah survei pada Juni lalu mengungkapkan bahwa 33% pasangan dengan anak-anak, setidaknya memiliki kasus di mana salah satu pasangannya mengambil cuti, atau mengurangi jam kerja. Perempuan melakukannya di 70% kasus tersebut.

Baca juga: Studi: Laki-Laki Lebih Sering Dianggap Brilian daripada Perempuan

Keinginan perempuan untuk meninggalkan tempat kerja mereka dapat dijelaskan oleh sejumlah faktor. Pertama, survei mengungkapkan bahwa perempuan melaporkan pengalaman negatif yang jauh lebih signifikan dengan perusahaan mereka selama pandemi Covid-19.

Perempuan yang menanggapi survei menilai pengalaman mereka secara keseluruhan 35% lebih negatif daripada laki-laki. Rata-rata, perempuan mendapat skor 15 poin lebih rendah daripada laki-laki, yang berarti pengalaman kerja mereka secara keseluruhan lebih negatif.

Perbedaan paling signifikan antara laki-laki dan perempuan terkait dengan pengalaman atas kepemimpinan organisasi, gaji, dan tunjangan.

Perbedaan terbesar antara laki-laki dan perempuan juga mencakup gaya kepemimpinan organisasi. Perempuan mendapat skor 33% lebih rendah daripada laki-laki dalam pengalaman mereka dengan kepemimpinan organisasi selama pandemi.(Feb)

Exit mobile version