TopCareerID

Studi: Remaja yang Gunakan Vape Berisiko Tinggi Terpapar Covid-19

Dok/Unsplash

Topcareer.id – Orang lanjut usia dan yang memiliki bawaan penyakit seperti kita tahu punya risiko tinggi terpapar Covid-19. Tapi, remaja yang menggunakan vape justru berisiko lebih tinggi terinfeksi Covid-19, menurut studi baru.

Para peneliti di Stanford University School of Medicine menerbitkan studi baru di Journal of Adolescent Health, menemukan bahwa ada korelasi dengan peningkatan kasus Covid-19 pada anak muda yang melakukan vape dibandingkan dengan mereka yang tidak.

Studi tersebut, yang mengumpulkan data dari lebih dari 4.300 peserta di seluruh Amerika Serikat, menemukan bahwa orang yang lebih muda yang menggunakan rokok elektrik lima sampai tujuh kali lebih mungkin untuk terinfeksi dibandingkan dengan orang yang memilih untuk tidak menggunakan perangkat yang populer itu.

“Anak muda mungkin percaya usia mereka melindungi mereka dari tertular virus atau bahwa mereka tidak akan mengalami gejala Covid-19, tetapi data menunjukkan hal ini tidak benar di antara mereka yang menggunakan vape,” kata cendekiawan postdoctoral Shivani Mathur Gaiha, PhD yang juga penulis utama studi tersebut, dikutip dari The Ladders.

“Studi ini memberi tahu kami dengan cukup jelas bahwa remaja yang menggunakan vape atau menggunakan keduanya (rokok elektrik dan rokok) berisiko tinggi, dan ini bukan hanya peningkatan risiko yang kecil; itu risiko yang besar.”

Baca juga: Virus Corona Terdeteksi Pada Chicken Wings Asal Brazil

Partisipan dalam penelitian ini diminta untuk mengisi survei online dan menjawab pertanyaan tentang penggunaan rokok elektrik dan vape. Mereka juga ditanyai apakah mereka pernah mengalami gejala Covid-19, selain apakah mereka dites virusnya.

Penelitian menemukan bahwa mereka yang telah menggunakan rokok dan rokok elektrik selama 30 hari terakhir memiliki kemungkinan lima kali lebih besar untuk mengalami gejala Covid-19 dibandingkan dengan non-perokok.

Untuk peserta yang dites virus corona, para peneliti mengatakan bahwa pengguna vape lima kali lebih mungkin sakit dibandingkan dengan non-perokok dan hampir tujuh kali lebih mungkin jika kamu merokok dan rokok elektrik dalam sebulan terakhir.

Baca juga: Wow, Jamu Indonesia Berhasil Tembus ke Arab Saudi

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa vaping dapat menimbulkan keanehan pada tubuh manusia. Sebuah studi yang dilakukan oleh Universitas New York menemukan bahwa penggunaan rokok elektrik dapat mengubah komposisi bakteri di dalam mulut seseorang, yang meningkatkan risiko peradangan dan infeksi.

Ini bukan studi pertama yang meneliti vaping dan Covid-19. Sebuah studi sebelumnya dari University of San Francisco menemukan bahwa merokok menggandakan risiko orang dewasa muda sakit akibat Covid-19.**(Feb)

Exit mobile version