Topcareer.id – Ribuan orang berdesakan tanpa masker, bermain-main di atas pelampung karet di kolam dan bersorak-sorai mengikuti festival musik.
Ini bukan gambaran pemandangan perayaan tahun baru 2020, tetapi adalah pemandangan akhir pekan (15/8) di kota Wuhan di China, tempat COVID-19 pertama kali muncul akhir tahun 2019 lalu.
Foto-foto pengunjung pesta di Maya Beach Water Park Wuhan tampak sangat jauh dari wabah yang sedang terus terjadi di seluruh dunia dan kini pemadangan terssbut menjadi viral.
Baca Juga: Lockdown di Wuhan Dicabut Saat Dunia Masih Perang Lawan Corona
Ini adalah dunia yang terpisah dari gambaran yang tampak dari Wuhan ketika lockdown pertama di Wuhan akibat COVID-19 pada Januari hingga terlihat bak sebuah kota hantu tanpa penduduk dan kendaraan kala itu.
Lockdown dicabut pada bulan April setelah tidak ada kasus yang ditularkan secara domestik di provinsi Wuhan atau Hubei sejak pertengahan Mei.
Pada saat lockdown, kota berpenduduk 11 juta orang itu sepenuhnya terputus dari seluruh China, karena ribuan orang selama beberapa bulan ke depan diuji dan ditempatkan di karantina. Semua pertemuan publik yang besar dibatalkan dan orang-orang diminta untuk menghindari pertemuan.
Pada bulan Maret, lockdown perlahan mulai mereda. Pusat perbelanjaan mulai dibuka kembali, transportasi umum mulai beroperasi dan orang-orang perlahan-lahan mulai keluar, meskipun jarak sosial masih berlaku dan masker harus dipakai.
Pada 8 April, lockdown Wuhan secara resmi dicabut. Pasangan bergegas untuk menikah, setelah rencana mereka ditunda selama berbulan-bulan.
Untuk sementara waktu tampaknya kehidupan kembali normal ketika sekolah dibuka kembali, bisnis perlahan-lahan muncul dan transportasi umum kembali beroperasi.
Tetapi pada 12 Mei, enam kasus virus baru tercatat. Kota ini dengan cepat memberlakukan rencana ambisius untuk menguji seluruh populasinya yang berjumlah 11 juta orang. Wabah segera dikendalikan.
Pada bulan Juni, pasar malam kembali beraktivitas di sepanjang jalan-jalan kecil setelah diizinkan buka kembali. Dan sebulan kemudian, di bulan Juli, kehidupan benar-benar mulai kembali normal di sebagian besar wilayah China. Bioskop di sebagian besar tempat diizinkan untuk dibuka kembali, taman, perpustakaan, museum tertentu juga diizinkan untuk dibuka dengan kapasitas setengah dan pertemuan yang lebih besar diberi izin untuk berlangsung.
Saat ini, tampaknya kehidupan telah kembali normal di Wuhan. Gambaran dari para pengunjung pesta yang menghadiri HOHA Water Electrical Musical Festival selama akhir pekan hanya membuktikan poin ini. Penyelenggara bahkan menawarkan tiket untuk turis wanita dengan setengah harga dalam upaya untuk menarik lebih banyak pengunjung.
Taman hiburan Maya Beach Water Park dibuka kembali sejak 25 Juni, tetapi menurut wakil manajer umumnya, taman itu baru mulai mendapatkan lebih banyak pengunjung pada pertengahan Agustus ini.
Baca Juga: Wuhan Kembali Laporkan Kasus Covid-19 usai Sebulan Pulih
Taman tersebut saat ini dikunjungi sekitar 15.000 pengunjung pada akhir pekan, katanya. Di media sosial Tiongkok, beberapa komentator menyatakan keterkejutannya bahwa acara berskala besar itu dibiarkan berlangsung di Wuhan.
Tetapi Wuhan memang belum memiliki kasus virus corona lokal sejak pertengahan Mei, dan sekitar 9,9 juta orang di kota itu telah dites virus tersebut. Sehingga tidak ada larangan untuk pertemuan besar.
Namun, Sanjaya Senanayake, seorang profesor penyakit menular di Universitas Nasional Australia, mengatakan bahwa meski mayoritas penduduk kota telah diuji, masih ada risiko virus ditularkan dari tempat lain.
“Masalahnya adalah kita belum memberantas COVID-19, dan artinya selama tidak diberantas, masih ada risiko terkena, baik dari luar negeri atau di tempat lain,” katanya kepada BBC.
Dia menunjuk pada contoh di Selandia Baru, yang tidak memiliki kasus yang ditularkan secara lokal selama lebih dari tiga bulan – sebelum lonjakan kasus baru dilaporkan awal pekan lalu.
“Sebuah penelitian dari London menunjukkan bahwa sekitar 10-20% orang dengan Covid-19 bertanggung jawab atas sekitar 80% kasus,” katanya.
Sementara itu, virus terus merajalela di tempat lain. Ada lebih dari 21 juta kasus di seluruh dunia. Negara-negara seperti Korea Selatan yang tampaknya berhasil menahan virus pun menghadapi gelombang kasus baru.
Jadi mungkin seharusnya dibutuhkan waktu yang cukup lama sebelum suatu negara merasa percaya diri untuk mengizinkan acara yang melibatkan keramaian orang.**(RW)