TopCareerID

Adobe Kembangkan Software Pendeteksi Gambar Palsu

Sumber foto: digitalsynopsis.com

Topcareer.id – Penyebaran video dan gambar palsu semakin marak di dunia. Adobe, nama yang identik dengan tools editor gambar mengatakan pihaknya berbagi kekhawatiran tentang itu.

Adobe, bekerja sama dengan ilmuwan dari UC Berkeley, tengah mengembangkan penelitian baru yang menggunakan pembelajaran mesin, untuk mendeteksi secara otomatis ketika gambar wajah telah dimanipulasi oleh suatu software.

Ini adalah tanda terbaru bahwa perusahaan memberikan lebih banyak sumber daya untuk masalah ini. Tahun 2018, para insinyur dari Adobe membuat alat AI yang mendeteksi media yang diedit dengan menyambung, mengkloning, atau menghapus objek.

Perusahaan mengatakan tidak memiliki rencana untuk segera mengubah karya terbaru ini menjadi produk komersial, tetapi seorang juru bicara mengatakan kepada The Verge bahwa itu hanyalah satu dari banyak upaya untuk mendeteksi manipulasi gambar, video, audio, dan dokumen dengan lebih baik.

“Meskipun kami bangga dengan pengaruh yang diberikan Photoshop dan alat kreatif Adobe lainnya pada dunia, kami juga mengakui implikasi etis dari teknologi kami,” kata perusahaan itu dalam sebuah entri blog.

“Konten palsu adalah masalah serius dan semakin mendesak,” tambah mereka.

Penelitian ini dirancang khusus untuk melihat hasil edit yang dibuat dengan alat Liquify Photoshop, yang biasanya digunakan untuk menyesuaikan bentuk wajah dan mengubah ekspresi wajah.

“Efek fitur ini bisa sangat halus yang menjadikannya kasus uji yang menarik untuk mendeteksi perubahan drastis dan halus pada wajah,” kata Adobe.

Untuk membuat perangkat lunak, para insinyur melatih jaringan saraf pada database wajah yang dipasangkan, yang berisi gambar sebelum dan sesudah diedit menggunakan Liquify.

Algoritme yang dihasilkan sangat efektif. Ketika diminta untuk melihat sampel wajah yang diedit, relawan manusia yang membantu penelitian memberi 53% jawaban benar tentang penilaiannya terhadap pertanyaan apakah foto yang diperlihatkan ke mereka di-edit atau tidak, sementara algoritma dari Adobe bisa menjawab dengan benar 99%.

Alat tersebut bahkan dapat menyarankan cara mengembalikan foto ke tampilan aslinya yang tidak diedit.

“Ide tombol magic universal ‘undo’ untuk mengembalikan hasil edit gambar masih jauh dari kenyataan,” kata peneliti Adobe Richard Zhang, yang membantu melakukan pekerjaan itu, dalam sebuah posting blog perusahaan.

“Tapi kita hidup di dunia di mana semakin sulit untuk mempercayai informasi digital yang kita konsumsi, dan saya berharap untuk mengeksplorasi lebih lanjut bidang penelitian ini.”

Para peneliti mengatakan pekerjaan itu adalah yang pertama bagi Adobe untuk mengenali jenis pengeditan wajah ini, dan merupakan “langkah penting” untuk menciptakan alat yang dapat mengidentifikasi perubahan kompleks, termasuk manipulasi tubuh dan pengeditan fotometrik seperti menghaluskan kulit.

Meskipun penelitian ini menjanjikan, alat seperti ini bukanlah solusi terbaik untuk menghentikan efek berbahaya dari media yang dimanipulasi. Terkadang, meskipun telah jelas palsu, konten itu akan tetap dibagikan di media sosial.

Ya, mengetahui sesuatu itu palsu hanyalah setengah dari perjuangan, tapi setidaknya apa yang dilakukan Adobe adalah permulaan untuk mengatasi masalah ini.**(Feb)

Exit mobile version