Topcareer.id – Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) sangat diharapkan pemerintah bisa mendorong perekonomian Indonesia di tengah krisis pandemic Covid-19. Agar UKM naik kelas, pemerintah menekankan digitalisasi pada UKM.
Deputi Bidang Restrukturisasi Usaha Kementerian Koperasi dan UKM Eddy Satriya menekankan ada lima kunci dalam proses digitalisasi UKM, agar bisa berkembang dan naik kelas.
“UKM harus perhatikan proses produksi, distribusi, pembiayaan (cashless), pemasaran, manajemen,” kata Eddy dalam siaran pers, Kamis (27/8/2020) .
Eddy juga menyebut pentingnya konsolidasi UMKM dengan menyiapkan sentra-sentra produksi untuk menarik market yang lebih besar. “Perlu disiapkan program multiyear yang mengacu kepada ide besar dan konsep digitalisasi yang matang dan komprehensif,” tandas Eddy.
Menurut Eddy, dengan mengkonsolidasikan digitalisasi UMKM yang menyebar di berbagai K/L dengan leading sektor KemenkopUKM, sehingga semua K/L memiliki 1 desain pengembangan UMKM.
Baca juga: Telkom Indonesia Catatkan Laba Bersih Semester I Rp 10,99 Triliun
Program sinergi tersebut antara lain Gerakan Belanja di Warung Tetangga. Itu merupakan kolaborasi KemenkopUKM dengan sembilan BUMN Klaster Pangan, Bulog, dan PTPN yang menghubungkan warung tradisional untuk masuk ke dalam platform daring serta menyediakan stok bahan baku yang mudah dengan harga yang kompetitif.
“Sehingga, mereka dapat bersaing dengan ritel modern,” imbuh Eddy.
Di samping itu, ada Laman Khusus UMKM pada e-katalog LKPP, yang melibatkan UMKM dalam pengadaan barang dan jasa pemerintah.
Jumlah pelaku UMKM dalam pengadaan pemerintah secara elektronik mencapai 1.237 penyedia dengan potensi total nilai paket pengadaan pemerintah bagi pelaku usaha kecil sebesar Rp 310 triliun.
Eddy menambahkan, pihak fokus pada strategi digitalisasi percepatan kebangkitan UMKM dengan menggulirkan program peningkatan kapasitas SDM melalui pelatihan, program Kelas Daring melalui edukukm.id, Sparc Campus, hingga Pahlawan Digital UMKM.
Baca juga: Berdayakan UMKM, Telkomsel Gaet 2 Startup
Di samping itu, mengangkat produk UMKM melalui komunitas dan aplikasi lokal seperti halnya Pasar Gotong Royong Indonesia Creative Store. Termasuk digitalisasi UMKM agar Onboarding melalui program Kakak Asuh dan UMKM Katalog Digital (IMOOJI).
“Dukungan promosi dan pemasaran, Billboard untuk local brand activist dan #banggabuatanindonesia, hingga promosi produk oleh PLUT KUMKM, review produk oleh influencer, artis juga musisi,” papar Eddy.
Hanya saja, Edy mengakui, saat ini baru 13% dari total 63 juta pelaku UMKM yang telah masuk ke dalam ekosistem digital. Digitalisasi UMKM harus menjadi agenda kolektif, melalui edukasi, lalu inkubasi bagi UMKM agar terhubung dengan ekosistem digital.
“Dalam hal ini kita tidak dapat bekerja sendiri dalam mengakomodir kebutuhan transformasi digital bagi UMKM, perlu sinergi, kolaborasi sesuai dengan arahan Presiden Jokowi untuk mencapai target dua juta UMKM Go Online di tahun 2020,” pungkas Eddy.**(Feb)