Find Us on Facebook

Instagram Gallery

Configuration error or no pictures...

SKILLS.ID

Subscribe to Our Channel

Thursday, April 25, 2024
redaksi@topcareer.id
Tips Karier

Daftar Tahapan Burnout yang Perlu Kamu Waspadai (Bagian 2)

Ilustrasi mana yang harus dilakukan saat kita benci pekerjaan, berhenti atau bertahan?Ilustrasi mana yang harus dilakukan saat kita benci pekerjaan, berhenti atau bertahan? (Sumber gambar: bujanoci.net)

Topcareer.id – Gejala kelelahan atau burnout berkisar dari ‘perilaku ringan namun mengkhawatirkan’ yang mungkin kamu temui setiap hari di tempat kerja. Dalam beberapa kasus, burnout bahkan bisa menyebabkan pingsan total.

Tentunya, kamu ingin menghindari efek burnout yang paling parah. Untuk melakukannya, ada trik yang bisa kamu terapkan, salah satunya dengan mulai mengenali gejalanya.

Berikut daftar tahapan burnout yang diuraikan oleh para ilmuwan untuk dijadikan alarm waspada pada dirimu.

Bagian kedua dari artikel.

5) Perubahan nilai untuk memvalidasi kelayakan diri
Pada titik ini, cara karyawan memandang lingkungannya mulai berubah. Nilai, teman, keluarga, dan hobi diabaikan dan tidak relevan lagi karena mereka lebih fokus hanya pada pekerjaan.

Mereka membenarkan perubahan ini dalam prioritas mereka tanpa menyadari dampak buruk yang ditimbulkannya.

6) Penolakan masalah dan menyalahkan
Selama fase ini, lebih banyak masalah muncul tetapi ditolak. Karyawan yang terpengaruh mulai menjadi lebih kesal dan getir. Para karyawan memandang masalah disebabkan oleh tekanan waktu dan pekerjaan, dan bukan karena perubahan hidup.

7) Penarikan diri dari kontak sosial
Fase ini adalah saat karyawan mengurangi kontak sosial seminimal mungkin dan menjadi terisolasi. Pasangan, keluarga, dan teman mereka dilihat sebagai beban daripada sistem pendukung.

Selama fase ini, karyawan menjadi lebih stres dan sulit untuk merasa nyaman. Mereka beralih ke cara lain untuk memuaskan diri. Ini terkadang bisa berupa alkohol atau bahkan obat-obatan.

8) Perubahan perilaku yang jelas
Fase ini adalah ketika teman dan keluarga menjadi khawatir tentang karyawan yang terpengaruh. Pada titik ini, tidak ada yang penting bagi karyawan, selain perubahan gaya hidup mereka terlihat lebih jelas dan nyata.**(Feb)

the authorRino Prasetyo

Leave a Reply