Topcareer.id – Hampir tidak ada orang yang bahagia sepanjang waktu, dan ketidakbahagiaan adalah pengalaman umum bagi kebanyakan orang. Dan usia, tampaknya menjadi faktor yang berpengaruh kuat pada ketidakbahagiaan.
Meskipun sebagian besar orang menganggap anak-anak muda agak bahagia, masa dewasa pertengahan menjadi usia yang sangat sulit, seperti yang digambarkan dalam istilah “krisis paruh baya”.
Meskipun krisis paruh baya merupakan fenomena yang mapan, baru-baru ini istilah “krisis kuartal-hidup” digunakan untuk menggambarkan peningkatan ketidakbahagiaan yang dialami beberapa orang di usia 20-an.
Baca Juga: Ingin Bahagia Setiap Hari? Begini Caranya
Sejauh ini masih belum jelas apakah peningkatan ketidakbahagiaan terkait usia ini hanyalah laporan individu atau fenomena umum yang dapat ditemukan pada kebanyakan orang di berbagai negara.
Sebuah studi baru, yang diterbitkan dalam Journal of Economic Behavior & Organization (Blanchflower, 2020), secara sistematis menyelidiki pertanyaan ini pada banyak sampel orang.
Dalam studi tersebut, penulis menganalisis data dari lebih dari 14 juta peserta dari lebih dari 40 negara yang berbeda. Secara spesifik, peserta telah menjawab pertanyaan mengenai kelompok tematik berikut terkait ketidakbahagiaan:
- Kesehatan Mental
Kategori ini mencakup pertanyaan tentang mengalami keseharian dengan kesehatan mental yang “tidak baik”, menderita depresi, khawatir, merasa sedih, mengalami stres, merasa tertekan, fobia dan panik, cemas, putus asa dan tidak bahagia. - Interaksi dan Perasaan Sosial
Kategori ini mencakup pertanyaan tentang perasaan tersisih dari masyarakat, tidak mampu mengatasi kesulitan, kehilangan kepercayaan pada diri sendiri, menganggap diri sendiri sebagai orang yang tidak berharga, merasa seperti orang gagal, kesepian, dan merasa tegang. - Kesejahteraan Fisik
Kategori ini mencakup pertanyaan tentang apa yang dialami tubuh, seperti nyeri dan tidak bisa tidur nyenyak. - Kesejahteraan Nasional
Kategori ini difokuskan pada ada atau tidaknya situasi di negara responden pada saat studi dilakukan semakin parah atau tidak.