TopCareerID

Survei Sebut Virus Corona Mendorong Diskriminasi di Asia, Pun Indonesia

Topcareer.id – The International Federation of Red Cross and Red Crescent Societies (IFRC) memperingatkan bahwa virus corona Covid-19 mendorong diskriminasi terhadap komunitas rentan di Asia, termasuk migran dan orang asing.

Badan kemanusiaan tersebut mensurvei 5.000 orang di Indonesia, Malaysia, Myanmar dan Pakistan dan menemukan sekitar setengahnya menyalahkan kelompok tertentu yang menyebarkan virus corona, dengan banyak menyebutkan orang China, imigran, dan orang asing.

“Hal ini mengkhawatirkan bahwa baik pekerja migran nasional maupun pekerja asing disalahkan atas penyebaran COVID-19 karena mereka sudah cukup rentan,” kata Dr Viviane Fluck, salah satu peneliti utama dan koordinator keterlibatan dan akuntabilitas komunitas IFRC Asia Pasifif, dikutip dari Reuters, Rabu (23/9/2020).

Baca Juga: Di-PHK Semena-mena dengan Alasan Pandemi Corona Melanggar HAM

Menurut Fluck, harus ada lebih banyak fokus dalam memerangi rumor yang terkait dengan dinamika kekuasaan yang mendasari dan masalah struktural ketimpangan.

Lebih dari separuh orang Indonesia yang disurvei menyalahkan orang asing dan pelanggar aturan sementara di Myanmar, kelompok yang paling sering dianggap bertanggung jawab adalah orang-orang dari China dan orang asing lainnya.

Di Malaysia, dua pertiga menyalahkan “kelompok tertentu”, yang paling sering menyebut migran, turis asing, dan “orang asing illegal.”

Pihak berwenang Malaysia menangkap ratusan migran dan pengungsi tidak berdokumen pada Mei dalam tindakan keras yang menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa dapat mendorong kelompok-kelompok rentan bersembunyi dan menyulitkan mereka mencari treatment.

Polisi mengatakan pada saat itu operasi tersebut ditujukan untuk mencegah orang bepergian di tengah pembatasan pergerakan.

Di Pakistan, kebanyakan orang yang disurvei menyalahkan kontrol pemerintah yang tidak memadai di perbatasan Iran, diikuti oleh warga negara termasuk peziarah yang kembali dari Iran dan kemudian orang-orang dari China.

Menurut para peneliti, di keempat negara, pendidikan tinggi berdampak kecil pada apakah responden menyalahkan kelompok tertentu, dengan lulusan universitas sedikit lebih kecil kemungkinannya untuk meminta pertanggungjawaban orang tertentu.

IFRC mengatakan survei tersebut merupakan inisiatif bersama dengan Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Organisasi Kesehatan Dunia.**(RW)

Exit mobile version