Find Us on Facebook

Subscribe to Our Channel

https://www.youtube.com/@topcareertv1083

Sunday, November 24, 2024
idtopcareer@gmail.com
Tren

3 Cara Agar UMKM Bertahan di Situasi Pandemi

Ilustrasi UMKM Asia Tenggara.Salah satu stan Pelaku Usaha Mikro yang menjual kerajinan berbahan bambu. Foto: Topcareer.id/Wulan

Topcareer.id – Untuk selamat dari kondisi krisis kala pandemi Covid-19, pelaku Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dalam negeri dituntut cepat beradaptasi agar usaha terus berjalan. UMKM di tengah pandemi Covid-19 membutuhkan peran pemerintah untuk bertahan hidup.

Staff Khusus Kementerian Koperasi dan UMKM Riza Damanik menjelaskan ada 3 cara UMKM yang paling optimal dalam beradaptasi dalam situasi pandemi.

Pertama, mengurangi jam kerja, kedua mengurangi jam produksinya dan ketiga melakukan digitalisasi marketing. Di samping itu, kata Riza, yang dibutuhkan lebih dari 90% UMKM saat ini adalah solusi pembiayaan untuk bisa bertahan atau bangkit.

Dari survei cepat ADB diketahui bahwa 91,8% persen UMKM mengharapkan pinjaman tanpa bunga dan/atau tanpa agunan. Selain itu, 89,5% persen UMKM juga membutuhkan hibah dari pemerintah.

“Kami dari Kementerian Koperasi dan UMKM ingin membekali UMKM untuk bisa bertahan dan bisa meningkatkan perekonomian,” kata Riza dalam keterangannya pada Selasa (22/9/2020).

Baca juga: KemenkopUKM Persiapkan Transformasi UMKM Pasca-Pandemi

Pihaknya kata Riza telah menyiapkan dua skema yang juga sejalan dengan program Satuan Tugas Pemulihan Ekonomi Nasional (Satgas PEN).

Pertama ialah memperkuat UMKM yang sudah bankable atau terintegrasi dalam sistem perbankan, skemanya seperti restrukturisasi pinjaman, insentif pajak, mempermudah akses pembiayaan dan modal kerja baru, termasuk pembiayaan koperasi.

Skema kedua ialah UMKM yang unbakable atau belum terintegrasi dalam sistem perbankan yang disokong melalui bansos dan banpres.

“Satu sisi bisa membuat UMKM bertahan, di saat yang sama bisa menjadi bekal bagi usaha mikro untuk bisa bertransformasi,nantinya bisa masuk ke skema yang bankable sehingga bisa lebih kokoh nantinya,” Riza memperjelas.

Lalu untuk tahap pertama penyaluran bantuan presiden produktif hingga akhir September kata Riza, akan dikejar sebanyak 9,1 juta UMKM dengan nilai Rp 22 triliun. Masing-masing UMKM menerima bantuan sebesar Rp 2,4 juta.

Baca juga: Konsumsi Jamu Meningkat, Pemerintah Berdayakan UMKM

Untuk realisasinya per 21 September sudah mencapai 5,9 juta lebih UMKM yang menerima dan nilainya Rp 14 triliun dengan realisasi 64,5%. Sisanya masih 3,2 juta lagi. Pada 22 September ditarget 72,85% dengan penerima 1,7 juta UMKM dan nilainya Rp 4,2 triliun.

“Sisanya akhir September ini masih ada 1,4 juta UMKM lagi dan nilainya Rp 3,5 triliun. Setelah September tahap kedua akan dikejar lagi sisa penerima bantuan presiden sebesar 12 juta UMKM,” jelas  Riza.

Kemenkop dan UMKM terus mendorong UMKM untuk melakukan inovasi dengan memberikan pelatihan-pelatihan berbasis daring sehingga diharapkan UMKM dalam negeri bisa berinovasi seperti memanfaatkan e-commerce dalam memasarkan produk-produknya.**(Feb)

Leave a Reply