TopCareerID

Ciri-Ciri Penderita Imposter Syndrome, Bahaya untuk Karier

Ilustrasi. Sumber foto: gazeta-shqip.com

Ilustrasi. Sumber foto: gazeta-shqip.com

Topcareer.id – Imposter syndrome adalah pengalaman terus-menerus merasa seperti penipu, meremehkan pencapaian, dan selalu khawatir akan dianggap tidak kompeten atau tidak mampu. Akibatnya, orang dengan sindrom penipu terlibat dalam kerja berlebihan atau sabotase diri.

Sindrom penipu mempengaruhi profesional berprestasi yang tampaknya sukses. Penelitian menunjukkan bahwa 70 persen dari semua orang pernah mengalami hal ini di beberapa titik dalam hidup mereka.

Mengutip dari buku Own Your Greatness, sindrom ini bukanlah klasifikasi diagnostik melainkan sekelompok pikiran, perilaku, dan perasaan yang berkumpul bersama untuk menciptakan sindrom ini dan memiliki dampak signifikan pada fungsi emosionalmu.

Sindrom ini dapat menimbulkan perasaan cemas, rendah diri, depresi, dan frustrasi karena pikiran dan perilaku yang diakibatkannya.

Tanda-tanda Imposter Syndrome

Baca juga: Mengenal Profesi Petugas Pemeriksa Jalur Kereta Api, dari Tugas hingga Jenjang Karier

Tampaknya pria mungkin lebih cenderung menghindari situasi di mana mereka dapat diekspos sebagai penipu dan cenderung membandingkan diri mereka dengan teman sebaya, dengan kualifikasi yang lebih sedikit.

Hal ini memungkinkan mereka memiliki mekanisme perlindungan yang meningkatkan harga diri mereka, meskipun juga membuat mereka kurang berprestasi. Sebaliknya, wanita dengan imposter syndrome memilih untuk tetap berada dalam situasi di mana mereka terus-menerus diganggu oleh perasaan curang.

Menurut peneliti Clance, P. R., & Imes, S. A, untuk menangani imposter syndrome,  berikut cara melepaskan perfeksionisme dan mengatasi imposter syndrome:

Exit mobile version