Topcareer.id – Pada saat pandemi COVID-19, selain usaha yang berskala besar, usaha dan tenaga kerja informal juga mengalami tekanan yang berat. Pekerja informal di Indonesia bahkan banyak yang bergerak di sektor di mana sangat terdampak COVID-19.
Menurut Analisis Isu Terkini dari Badan Pusat Statistik (BPS) di Indonesia, hampir seluruh sektor mengalami keterpurukan kecuali jasa kesehatan dan kegiatan sosial, informasi dan komunikasi, pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang.
“Adapun sektor yang paling terdampak adalah transportasi dan pergudangan dan sektor penyediaan akomodasi dan makan minum (BRS No. 85/11/Th. XXIII, 5 November 2020),” tulis BPS dalam laporannya yang rilis pada Selasa (15/12/2020).
Kedua sektor tersebut merupakan penopang pariwisata di Indonesia. Berdasarkan Sakernas 2019, sekitar 11,83 persen pekerja di Indonesia berada di industri pariwisata. Sementara itu, kontribusi pariwisata terhadap PDB sekitar 4 persen per tahun (Bappenas, 2020).
Di sisi lain, penyediaan akomodasi dan makan minum serta transportasi & pergudangan juga memiliki proporsi pekerja informal yang cukup tinggi, lebih dari angka rata-rata (55,72 persen).
Baca juga: Ini Bahaya Tinggalkan Hand Sanitizer Di Dalam Mobil Yang Panas
Sampai dengan triwulan III-2020, kedua sektor tersebut mengalami kontraksi pertumbuhan (c-to-c) masing-masing sebesar 10,71 persen dan 15,61 persen (BRS No. 85/11/Th. XXIII, 5 November 2020).
“Pandemi COVID-19 memukul hampir seluruh sektor. Namun, pelaku UMK dan pekerja informal menjadi pihak yang dinilai paling terpukul,” tulis laporan BPS.
Hal ini disebabkan oleh karakteristik usaha UMK dan pekerja informal yang masih memiliki keterbatasan dalam penguasaan teknologi dan skill yang mampu menerobos sempitnya ruang gerak akibat pandemi.
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya untuk menyelamatkan sektor UMKM di tengah pandemi, diantaranya dengan pemberian bantuan, subsidi, dan relaksasi pinjaman.