TopCareerID

LIPI Sebut Manufaktur dan UMKM Jadi yang Paling Parah Terguncang Pandemi

Gedung LIPI. (dok. istimewa)

Topcareer.id – Menurut Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) industri manufaktur dan  Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) menjadi entitas yang mengalami goncangan terberat selama masa pandemic COVID-19.

Ironisnya, kata LIPI, tansformasi digital UMKM untuk memperluas pasar masih sangat terbatas dan pada saat yang sama justru menarik simpanannya dari pembiayaan keuangan mikro (LPM) hingga menyebabkan kinerja keuangan dan kemampuan intermediasi LPM menjadi terganggu.

Diagnosa sektoral yang dilakukan Pusat Penelitian Ekonomi LIPI atas PDB 2020 menunjukan bahwa selama pandemi, kontribusi pertumbuhan beberapa sektor seperti perdagangan besar dan eceran, transpotasi pergudangan, dan penyediaan akomodasi makanan/minuman yang cukup resesif pada kondisi normal justru menjadi kontributor dominan dalam kontraksi perekonomian.

Meskipun demikian, harus diakui adanya sedikit perbaikan ekonomi pada triwulan IV/2020, sehingga angka pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2020 akan secara optimis bertumbuh.

Menurut Agus Eko Nugroho, Kepala Pusat Penelitian Ekonomi LIPI, tidak seperti krisis-krisis sebelumnya, resesi ekonomi kali ini di masa pandemi, hampir melumpuhkan seluruh aktivitas perekonomian, baik dari sisi penawaran maupun dari sisi permintaan. “Pukulan yang amat berat bagi perekonomian Indonesia terjadi pada triwulan II dan III 2020,” kata dia dalam rilis, Rabu (16/12/2020).

Dalam upaya menjaga kestabilan ekonomi selama pandemi, Indonesia mengandalkan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan serta stimulus ekonomi untuk mendorong peningkatan konsumsi rumah tangga dan mencegah terjadinya lonjakan pengangguran.

Baca juga: Jokowi Bakal Gratiskan Vaksin Dan Vaksinasi 2021 Mendatang

“Sayangnya, kedua upaya tersebut belum membuahkan hasil yang menggembirakan,” kata Agus. Ketersediaan vaksin pun tampaknya menjadi jalan utama menuju pemulihan ekonomi dan kesehatan masyarakat akibat pandemi COVID-19.

“Vaksin dianggap mampu membantu pemulihan kondisi psikologis masyarakat sehingga terbentuk ekspektasi rasional yang lebih positif imbas kondisi ketidakpastian yang menurun,” sambung Agus.

Secara umum, kata Agus, perekonomian 2021 tampaknya akan lebih baik, jika syarat ketersediaan vaksin terpenuhi dan upaya perataan kurva penularan COVID-19 terus dilakukan.

Namun, dirinya menyebut ketersediaan vaksin tidak serta merta menyelesaikan persoalan karena pada saat yang sama perekonomian Indonesia tetap dibayangi oleh sejumlah persoalan klasik yang hingga kini belum terselesaikan seperti persoalan ketahanan pangan, perdagangan internasional, pemberdayaan UMKM, dan lain-lain.

Exit mobile version