Topcareer.id – Sulit untuk merancang keterampilan untuk masa depan yang cepat berubah tanpa konsep. Ketika negara-negara di seluruh dunia berjuang untuk mengatasi pandemi COVID-19 dan kelumpuhan ekonomi, krisis telah membuat masalah besar terkait tenaga kerja.
Banyak negara menghadapi masalah mendasar terkait keterampilan, misalnya mengenai tingkat digitalisasi yang terus merangkak naik.
Negara harus menghadapi kesenjangan keterampilan tradisional. Ternyata, mengatasi ketidakcocokan keterampilan lebih sulit daripada mengatasi kesenjangan keterampilan.
Masalah ketidakcocokan telah berkembang dari waktu ke waktu, bahkan sebelum pandemi COVID-19. Banyak orang bekerja dalam pekerjaan yang sama sekali tidak terkait dengan bidang keterampilannya.
Ketidakcocokan keterampilan harus menjadi prioritas utama dalam agenda pengembangan sumber daya manusia setiap negara.
Dalam artikel ini, diungkap contoh ketidakcocokan keterampilan di perekonomian dan mencari cara untuk mengatasinya.
(Bagian kedua dari artikel)
Praktik terbaik untuk menyelesaikan masalah ketidakcocokan jangka pendek dan jangka panjang
Beberapa pemerintah negara di dunia telah mengambil langkah-langkah kebijakan untuk melawan dampak pandemi dan mengatasi ketidakcocokan keterampilan di negara mereka untuk menghindari kemerosotan pada pasar tenaga kerjanya.
Mereka mulai membuat program yang berfokus pada penghapusan distorsi pasar tenaga kerja, dan mulai mengembangkan kebijakan untuk membuka potensi penuh modal manusia.
Baca juga: Penelitian: Vaksin Pfizer COVID-19 Sebabkan Lebih Banyak Reaksi Alergi
Menerapkan platform pencocokan bakat digital
Banyak pemerintah, industri, dan perusahaan telah memanfaatkan kekuatan platform bakat online untuk mengurangi ketidakcocokan keterampilan dan mempermudah bisnis menemukan keterampilan yang mereka butuhkan.
Beberapa platform yang dibuat untuk membantu karyawan menghadapi konsekuensi COVID-19 juga membantu pemberi kerja mengatasi ketidakcocokan keterampilan dengan memberi mereka akses ke kumpulan bakat yang telah disaring sebelumnya.
Memfasilitasi pengembangan keterampilan jarak jauh
Pemerintah, terutama di negara berkembang, memiliki kebutuhan penting untuk menambah pasokan tenaga kerja terlatih dengan mengurangi hambatan masuk di pasar tenaga kerja.
Salah satu cara untuk melakukannya adalah dengan menaiki gelombang global pendidikan online. Walaupun terpaksa dilakukan akibat krisis COVID-19, tetapi semua melakukannya dengan pandangan terbuka ke masa depan.
Memanfaatkan lockdown untuk membujuk orang agar meningkatkan keterampilan
Beberapa pemerintah telah menggunakan kelumpuhan ekonomi akibat krisis COVID-19 untuk mendorong peningkatan keterampilan. Melakukan hal ini akan membantu mereka menjadi yang terdepan setelah bisnis pulih kembali.
Banyak negara membuat informasi terkait keterampilan tambahan, sehingga orang dapat membuat pilihan berdasarkan informasi tentang melatih kembali diri mereka sendiri dan menjalani karier baru.
Ketidaksesuaian keterampilan yang terus-menerus bisa menimbulkan pertanyaan tentang relevansi inventaris keterampilan suatu negara dengan kebutuhannya saat ini dan di masa depan, efektivitas mekanisme pencocokan keterampilan pasar tenaga kerja, dan kemampuan lingkungan sosial ekonomi untuk menarik bakat dan mendorong realisasi diri melalui pekerjaan.
Pemerintah dan dunia bisnis perlu bekerja sama tidak hanya untuk mengatasi tantangan jangka pendek saat ini seperti retensi dan pemindahan, tetapi juga untuk membangun kembali keterampilan dan kemampuan orang untuk memenuhi kebutuhan masa depan.
Dengan menanggapi tantangan ketidakcocokan keterampilan menggunakan pendekatan multiple untuk reskilling dan upskilling, pembuat kebijakan dan pemimpin bisnis dapat memastikan bahwa ekonomi negara mereka bisa pulih dari krisis saat ini dan di masa depan orang-orang sepenuhnya bisa memanfaatkan kemampuan mereka dalam pekerjaan yang mereka lakukan.**(Feb)