Topcareer.id – Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan skema COVAX badan PBB-nya telah mencapai kesepakatan dengan pembuat vaksin Pfizer-BioNTech untuk 40 juta dosis bagi negara-negara miskin.
“150 juta dosis vaksin AstraZeneca lainnya akan datang pada kuartal pertama 2021 di bawah COVAX, dengan asumsi izin keamanan WHO,” kata Seth Berkley, Kepala Eksekutif dana vaksinasi swasta-publik GAVI.
Berbicara dalam konferensi pers di Jenewa, Tedros menambahkan bahwa “komitmen” baru AS di bawah Presiden baru Joe Biden untuk bergabung dengan COVAX berarti “bahwa WHO semakin dekat untuk memenuhi” janji skema tersebut.
Diluncurkan tahun lalu sebelum vaksin tersedia, tujuan awal COVAX adalah untuk mengimunisasi 20% paling rentan dari negara miskin yang terancam virus corona. Tedros sempat mengecam negara-negara kaya karena melakukan penimbunan.
Baca juga: Sekitar 250 Ribu Tenaga Kesehatan Sudah Disuntik Vaksin COVID-19
Ketua Pfizer Albert Bourla mengatakan pada konferensi virtual Jenewa bahwa pengiriman awal akan dilakukan atas dasar nirlaba. Ia menambahkan negara-negara berkembang harus memiliki “akses yang sama ke vaksin seperti negara-negara lain di dunia.”
Mengenai berapa banyak dosis vaksin yang mungkin diproduksi oleh semua produsen tahun ini, Berkley dari GAVI mengatakan: “Saya pikir kita berbicara tentang angka dalam kisaran enam hingga tujuh miliar dosis.”
“Vaksin China dan Rusia, jika terbukti aman dan mujarab, juga dapat ditambahkan ke skema COVAX.” Berkley menambahkan.
“Kami masih memiliki banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi cahaya di ujung terowongan terus bertambah terang.” Kata Tedros.**(Feb)