TopCareerID

Mafindo Catat Isu Seputar Vaksin COVID-19 Dominasi Hoaks Akhir-Akhir Ini

Dok/TimesofIndia

Topcareer.id – Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) mengindentifikasi ada 1.387 hoaks atau informasi salah sejak pandemic COVID-19 melanda Indonesia. Sementara itu, Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo) mencatat akhir-akhir ini hoaks yang banyak beredar adalah seputar vaksin COVID-19.

“Akhir-akhir ini isu dominan adalah hoaks terkait vaksin COVID-19. Kami mencatat ada 83 hoaks terkait dengan vaksin COVID-19, dan viralitasnya cukup tinggi, karena 42% terkait dengan isu keamanan dan kemanjuran termasuk hoaks kematian Mayor Sugeng,” kata Septiaji Eko Nugroho, Ketua Presidium Mafindo dalam keterangannya, Selasa (26/1/2021).

Ia menyampaikan lebih lanjut bahwa penyebaran hoaks ini memiliki beragam motif, termasuk motif ekonomi juga ada juga niat jahat di baliknya. Septiaji menganalisis ada beberapa kelompok masyarakat yang terpengaruh oleh hoaks vaksinasi ini,

Ada kelompok masyarakat yang sebenarnya bukan keluarga antivaksin, kata dia, anak-anaknya divaksin BCG dan Difteri, tapi mereka lebih percaya teori konspirasi, sehingga menganggap COVID-19 ini flu biasa sehingga tidak perlu divaksin.

“Kelompok lainnya adalah kelompok yang mau divaksin dan sadar soal pentingnya vaksinasi COVID-19 tapi mereka memiliki bias. Misalnya bias anticina atau antibarat,” ujarnya.

Baca juga: ILO: Dunia Kehilangan Sekitar 255 Juta Lapangan Kerja Pada 2020

Untuk tidak mudah termakan hoaks COVID-19, masyarakat diimbau agar mengkonsumsi informasi dari sumber yang benar dan bisa dipertanggungjawabkan.

“Apalagi informasi yang sangat penting yang akan menjadi penentu untuk membuat keputusan dalam hidup kita, maka kita perlu mengenal dokter atau pakar yang bisa kita percaya dan jauhi orang-orang yang tidak kita percayai,” terang Septiaji.

Terakhir Septiaji berpesan, ini adalah masa kritis bagi semua orang, jadi informasi yang kita perlu dalam momen kritis ini berasal dari informasi terbaik yang bisa kita cari. Jadi kalau dapat informasi yang berasal dari media sosial atau dari grup WhatsApp, jangan langsung percaya.

“Mari kita lakukan 3S yakni Saring terlebih dahulu informasi tersebut, kalau baik kita sharing (bagikan), namun apabila buruk kita sorong atau kita tolak berita tersebut,” tutupnya.

Exit mobile version