TopCareerID

Perusahaan Minyak Ini Rugi Rp314 Triliun, Pertama Kali Sejak 1999

Dok/Balkneu.com

Topcareer.id – Perusahaan penghasil dan pengecer minyak, Exxon Mobil umumkan pihaknya menderita kerugian hingga USD22,4 miliar pada tahun 2020 atau sekitar Rp314,25 triliun. Ini merupakan kerugian tahunan pertama sejak merger 1999 yang menciptakan perusahaan minyak terbesar di negara itu.

Ini adalah perusahaan terbaru yang melaporkan tahun terburuk dalam catatan selama pandemi Covid-19.

Industri bahan bakar fosil telah menderita akibat jatuhnya harga minyak karena peraturan ‘tinggal di rumah’ di seluruh negara dan dunia, yang menyebabkan penurunan terbesar dalam penggunaan minyak yang tercatat.

Pada bulan April, harga minyak diperdagangkan di pasar global dengan harga negatif, karena produsen dan pedagang minyak harus membayar untuk menyimpan semua kelebihan minyak daripada menjualnya.

Pendapatan tahunan di ExxonMobil turun USD83,4 miliar, atau 31,5%, menjadi USD181,5 miliar.

“Tahun lalu menyajikan kondisi pasar paling menantang yang pernah dialami ExxonMobil,” kata CEO Darren Woods dalam konferensi, Selasa (2/2/2021), mengutip CNN.

Baca juga: Ingat, Mulai Sekarang Pembayaran Iuran BPJS Ketenagakerjaan Kembali Normal

Woods menambahkan, perusahaan telah mengambil langkah pemotongan biaya dan reorganisasi yang akan membantu Exxon dalam kondisi yang lebih baik di masa depan.

Langkah itu diharapkan dapat menyelamatkan raksasa minyak itu USD6 miliar per tahun pada tahun 2023, dibandingkan sebelum pandemi. Itu juga memangkas belanja modal menjadi USD21,4 miliar, yang 35% lebih rendah dari yang direncanakan untuk tahun ini.

Exxon mengatakan harus dapat terus membayar dividen kepada investor, seperti yang terjadi sepanjang tahun 2020, saat perusahaan lain menghentikan dividen mereka karena kerugian yang meningkat.**(Feb)

Exit mobile version