Topcareer.id – Data perawatan COVID-19 di beberapa rumah sakit di Jerman menunjukkan, hampir separuh pasien yang dibantu dengan ventilator meninggal dunia akibat mengalami infeksi tambahan di rumah sakit.
Oleh sebab itu, Tim dari Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FTUI) mengembangka PUVICON yakni alat purifikasi udara dengan menggunakan metode plasma dingin (non-termal).
Bahkan alat ini pun diklaim menggunakan teknologi dengan molekul udara dan uap air yang diionisasi dan dihamburkan kembali ke udara secara konveksi paksa (PUVICO3), sehingga pada ruangan tertutup, PUVICON ini dipercaya mampu menghilangkan 99% virus dan lebih dari 90% bakteri di udara hanya dalam waktu 10 menit.
“Teknologi PUVICO3 ini dikembangkan dari hasil penelitian bahwa terapi plasma dingin dapat mencegah kasus infeksi tambahan ini dan bahkan dapat mengurangi risiko tenaga medis di rumah sakit terinfeksi oleh virus corona secara signifkan.” ujar Dekan FTUI, Hendri D.S. Budiono dalam keterangan resminya pada Selasa (2/2/2021).
Baca juga: Daftar Keterampilan Microsoft Office Yang Perlu Dikuasai
Selain itu, pada kesempatan yang sama, Peneliti Utama PUVICON dan Guru Besar Ilmu Teknik Kimia FTUI Setijo Bismo mengatakan beberapa keunggulan lainnya dari alat yang dapat mengolah dan menangani polusi udara sekaligus berperan sebagai disinfektan elektronik ini.
“Teknologi ini juga mencegah tumbuhnya jamur di makanan, lemari pakaian, dan sepatu. PUVICON juga dapat menghilangkan debu, tungau debu mati, dan serbuk sari udara lainnya. Selain itu, teknologi ini juga memiliki kemampuan sebagai pembersih sekaligus melembabkan kulit kamu,” pungkasnya.
Diketahui, hingga saat ini, tim FTUI telah memproduksi lebih dari 600 unit PUVICON. Unit-unit ini sebagian disalurkan dalam bentuk donasi ke berbagai rumah sakit (RSPG Cisarua dan RS Polri Kramat Jati), masjid dan pesantren dan sisanya dijual secara komersial dengan harga jual yang cukup terjangkau.**(Feb)