Topcareer.id – American Airlines mengumumkan pada Rabu (3/2/2021) bahwa sekitar 13.000 karyawan berisiko cuti ketika paket stimulus Amerika Serikat untuk pekerja maskapai penerbangan berakhir pada 1 April.
“Kami hampir lima minggu memasuki 2021, dan sayangnya, kami dalam situasi yang mirip dengan sebagian besar tahun 2020,” kata Kepala Eksekutif American Airlines,Doug Parker dan Presiden Robert Isom dalam sebuah memo kepada karyawan, mengutip Reuters.
Fort Worth, Amerika yang berbasis di Texas memberhentikan 19.000 pekerja ketika dukungan penggajian pemerintah sebelumnya berakhir pada 1 Oktober, tetapi menarik mereka kembali pada Desember setelah USD15 miliar baru untuk industri hingga Maret.
Serikat penerbangan sudah mendorong USD15 miliar lagi dalam bantuan penggajian AS untuk melindungi pekerjaan selama musim panas.
“Vaksin tidak didistribusikan secepat yang kami yakini, dan pembatasan baru pada perjalanan internasional yang mengharuskan pelanggan memiliki tes Covid-19 negatif telah mengurangi permintaan,” kata perusasaan itu.
Baca juga: Jumlah Kunjungan Wisman Ke Indonesia Selama 2020 Anjlok 75%
Perusahaan tidak akan menerbangkan semua pesawatnya di musim panas ini seperti yang direncanakan. United Airlines telah mengirimkan peringatan cuti baru kepada 14.000 karyawan, sementara Delta Air Lines Inc dan Southwest Airlines Co menghindari PHK sebagian besar berkat program cuti sukarela.
American dan United juga menawarkan kesepakatan sukarela untuk mengurangi staf tahun lalu, tetapi masih dipaksa untuk mundur.
American mengatakan pihaknya meluncurkan putaran baru paket resign dalam upaya untuk mengurangi potensi cuti paksa, mirip dengan rencana United. Mereka diwajibkan oleh hukum untuk memberi tahu karyawan yang pekerjaannya berisiko, biasanya dalam waktu 60 hari.**(Feb)