TopCareerID

4 Varian Baru Virus Corona yang Dianggap Lebih Mudah Menular (Bagian 1)

varian covid-19

Ilustrasi virus corona. (dok. BBC)

Topcareer.id – Dunia kini tengah menghadapi varian baru virus corona yang berasal dari Inggris dan Afrika Selatan, yang telah memicu lonjakan kasus di beberapa negara.

Para ilmuwan sejatinya tidak terkejut melihat virus corona yang berubah dan berkembang, lagipula memang itulah yang dilakukan virus.

Tingginya angka penyebaran yang tidak terkendali di banyak negara termasuk Indonesia, menjadi banyak mendapatkan kesempatan bagi virus untuk melakukan hal itu.

“Varian baru yang telah diidentifikasi baru-baru ini tampaknya menyebar lebih mudah dan dapat menyebabkan peningkatan jumlah kasus,” Dr. Rochelle Walensky, direktur baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan.

Apa yang paling ditakuti oleh para ilmuwan adalah bahwa virus akan bermutasi ke titik yang menyebabkan penyakit jadi lebih parah, melewati kemampuan tes untuk mendeteksinya atau menghindari perlindungan yang diberikan oleh vaksinasi.

Berikut ini empat jenis strain baru virus corona yang perlu kamu ketahui:

Baca Juga: Bisakah Hidup Kembali Normal setelah Divaksin? Ini Jawabannya

Bagian pertama dari artikel:

B.1.1.7
Di bagian atas daftar peneliti di AS ada varian B.1.1.7 yang pertama kali terlihat di Inggris. CDC telah memperingatkan hal itu dapat memperburuk penyebaran pandemi. Meskipun mendengar tentang mutasi virus baru dapat membuat takut orang, para ilmuwan mengatakan sistem kekebalan manusia dapat menangani varian baru yang bermunculan sejauh ini, terutama B.1.1.7.

“Sejauh yang kami tahu, transmisi itu dilakukan dengan cara yang persis sama,” kata Gregory Armstrong, yang memimpin Kantor Deteksi Molekuler Lanjutan di CDC.

Itu berarti tindakan yang sama sudah diketahui untuk mengurangi penyebaran juga akan menghentikan varian baru seperti penggunaan masker, menjaga jarak fisik dan sosial, serta menghindari pertemuan kelompok atau keramaian dan sering mencuci tangan.

Namun, mutasi pada varian baru membantunya memasuki sel dengan lebih mudah, yang berarti jika seseorang menghirup udara yang mengandung partikel virus baru di dalamnya, partikel tersebut akan lebih mungkin menginfeksi beberapa sel di sinus atau paru-paru.

Jadi masyarakat perlu berusaha lebih keras untuk mencegah penyebaran sampai vaksinasi dapat dipercepat.

“Data terbaru menunjukkan dari Inggris bahwa itu tampaknya sedikit lebih mematikan dalam arti berpotensi menyebabkan penyakit yang lebih serius,” Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Dr. Anthony Fauci mengatakan.

B.1.351
Varian yang pertama kali terlihat di Afrika Selatan disebut B.1.351 atau 501Y.V2 dilaporkan pertama kali di AS tepatnya di South Carolina. Varian baru ini juga telah terlihat di lebih dari 30 negara lain, menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Strain ini memiliki pola mutasi berbeda yang menyebabkan lebih banyak perubahan fisik pada struktur protein lonjakan daripada yang dilakukan B.1.1.7. Satu mutasi penting yang disebut E484K tampaknya memengaruhi domain pengikat reseptor, yakni bagian dari protein lonjakan yang paling penting untuk melekat pada sel.

Ini dapat membantu virus melarikan diri sebagian dari efek vaksin. “Ada lebih banyak kekhawatiran tentang pelarian kekebalan,” kata Armstrong. Pembuat vaksin dan peneliti akademis sedang menguji sampel varian ini, bersama dengan yang lain, untuk melihat apakah itu dapat menghindari respons imun yang disebabkan oleh vaksinasi.

Namun menurut Fauci, kabar baiknya adalah vaksin yang ada sekarang masih akan efektif melawan mutan baru virus corona ini.

Bahkan untuk berjaga-jaga, Pfizer dan Moderna mengatakan mereka sedang bekerja untuk membuat vaksin penguat yang akan menangani versi mutan virus corona.**(Feb)

Exit mobile version