TopCareerID

4 Varian Baru Virus Corona yang Dianggap Lebih Mudah Menular (Bagian 2)

Ilustrasi virus korona. (dok. Forbes)

Topcareer.id – Dunia kini tengah menghadapi varian baru virus corona yang berasal dari Inggris dan Afrika Selatan dan telah memicu lonjakan kasus di beberapa negara.

Para ilmuwan sejatinya tidak terkejut melihat virus corona yang berubah dan berkembang, lagipula memang itulah yang dilakukan virus.

Tingginya angka penyebaran yang tidak terkendali di banyak negara termasuk Indonesia, menjadi banyak kesempatan bagi virus untuk melakukan hal itu.

“Varian baru yang telah diidentifikasi baru-baru ini tampaknya menyebar lebih mudah dan dapat menyebabkan peningkatan jumlah kasus,” Dr. Rochelle Walensky, direktur baru dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) mengatakan.

Apa yang paling ditakuti oleh para ilmuwan adalah bahwa virus akan bermutasi ke titik yang menyebabkan penyakit jadi lebih parah, melewati kemampuan tes untuk mendeteksinya atau menghindari perlindungan yang diberikan oleh vaksinasi.

Berikut ini empat jenis strain baru virus corona yang perlu kamu ketahui:

Bagian kedua dari artikel:

Baca Juga: Bisakah Hidup Kembali Normal setelah Divaksin? Ini Jawabannya

P.1
Varian baru virus corona ini diduga memicu kebangkitan penyebaran di Brazil. Varian ini disebut P.1, ditemukan di 42% spesimen dalam satu survei yang dilakukan di kota Manaus di Brazil, dan pejabat Jepang menemukan varian tersebut pada empat pelancong dari Brazil.

“Munculnya varian ini menimbulkan kekhawatiran tentang potensi peningkatan penularan atau kecenderungan untuk infeksi ulang SARS-CoV-2 pada individu,” kata CDC. P.1 juga membawa mutasi E484K.

L452R
Varian ini juga memiliki mutasi pada domain pengikat reseptor protein lonjakan. Ini disebut L452R dan sementara itu ditemukan belum jelas apakah itu lebih mudah ditularkan.

Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menunjukkan apakah varian ini dapat meningkatkan penyebaran virus yang sudah astronomis. AS memiliki lebih dari 25 juta kasus yang terdiagnosis dan lebih dari 430.000 kematian. Tetapi Institut Metrik dan Evaluasi Kesehatan Universitas Washington sekarang telah mulai memasukkan varian ini dalam proyeksinya.**(Feb)

Exit mobile version