Topcareer.id – Meskipun kemajuan ekonomi telah menciptakan lapangan kerja, masih ada jutaan orang yang kehilangan pekerjaan dan terpaksa menganggur.
Sulitnya untuk kembali mendapatkan pekerjaan akan membuat mereka menjadi penganggur jangka panjang. Beberapa dari mereka bahkan telah beradaptasi dan cenderung menerima kondisi ini sebagai bagian dari kehidupan mereka.
Biro Statistik Tenaga Kerja (BLS) A.S. menyebut, penganggur jangka panjang adalah kategori penganggur yang telah menganggur selama 27 minggu terus menerus atau lebih.
Risiko yang dihadapi penganggur jangka panjang
Salah satu tantangan pengangguran jangka panjang adalah, semakin lama kita tidak bekerja, maka akan lebih sulit bagi kita untuk dipekerjakan.
Ini berarti, bagi banyak pencari kerja, dibutuhkan lebih banyak upaya untuk mencari pekerjaan saat menganggur daripada saat bekerja.
Baca juga: Sekolah Tatap Muka akan dimulai Bulan Juli?
Dalam sebuah studi tahun 2017, Liberty Street Economics dari The Fed New York menemukan bahwa pencarian kerja kurang efektif bagi pencari kerja yang menganggur, daripada bagi karyawan yang sedang mencari perubahan pekerjaan.
Faktanya, pekerja yang menganggur menghabiskan 8,4 jam per minggu untuk mencari dan melamar 8,1 pekerjaan per bulan, sementara mereka yang bekerja akan menghabiskan 1,2 jam per minggu untuk mencari dan melamar 1,2 pekerjaan per bulan.
Studi tersebut juga melaporkan bahwa pekerja yang aktif mencari pekerjaan, menerima jumlah kontak pemberi kerja dan tawaran pekerjaan paling banyak, meskipun menghabiskan lebih sedikit waktu untuk berburu pekerjaan.
Karena itu, mumpung belum menganggur terlalu lama, jangan menyerah mencari pekerjaan ya. Topcareer.id selalu memberi info mengenai lowongan kerja terbaru yang bisa kamu coba.
Silahkan cek di link ini ya.**(Feb)