Topcareer.id – Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC) Amerika Serikat mengumumkan adanya tindakan pencegahan perjalanan bagi setiap orang yang datang ke AS dari Guinea dan Republik Demokratik Kongo, dua negara yang sedang perang dengan wabah Ebola baru-baru ini.
Minggu depan, pemerintah AS akan mulai mengarahkan pengunjung dari Guinea dan Republik Demokratik Kongo ke enam bandara AS, menurut CDC.
Mengutip CNN, maskapai penerbangan akan mengumpulkan informasi dari semua penumpang yang naik penerbangan ke AS yang berada di salah satu negara dalam 21 hari sebelumnya. Maskapai akan membagikan data tersebut dengan CDC dan departemen kesehatan setempat untuk pemantauan.
Langkah-langkah itu diambil ketika AS dan negara-negara lain bergulat dengan pandemi Covid-19, dengan meningkatnya kekhawatiran bahwa varian dapat membuat tarif melonjak sekali lagi. Ini juga mengikuti dua wabah Ebola sebelumnya di Afrika yang dimulai pada 2014 dan 2018, yang mengakibatkan kematian ribuan orang.
Baca juga: Mata Uang Digital Vs. Cryptocurrency. Apa Bedanya?
Selama wabah 2014, tindakan pencegahan serupa diterapkan. Penumpang yang tiba di bandara yang ditentukan ke AS dari Guinea, Liberia, dan Sierra Leone (negara yang paling parah terkena dampak selama wabah) diukur suhu tubuhnya dan ditanyai tentang apakah mereka pernah terpapar pada seseorang dengan Ebola.
CDC mencatat bahwa wabah tahun ini terjadi di daerah terpencil dan risiko bagi AS sangat rendah. “Pembatasan perjalanan sedang dilaksanakan karena banyak kehati-hatian,” kata CDC.
Hingga Kamis, Organisasi Kesehatan Dunia mengatakan ada sembilan kasus Ebola dan lima kematian dilaporkan di Guinea, serta delapan kasus dan empat kematian dilaporkan di Republik Demokratik Kongo.
Guinea mengumumkan wabah Ebola di salah satu wilayahnya awal bulan ini, beberapa hari setelah Republik Demokratik Kongo mengumumkan wabah ke-12 dalam sejarahnya.**(Feb)