TopCareerID

Satu dari Tiga Destinasi Wisata di Dunia Tutup Karena Pandemi

travel

Topcareer.id – Badan Pariwisata Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mencatat hampir sepertiga tujuan wisata di seluruh dunia saat ini sepenuhnya tertutup untuk wisatawan internasional lantaran terhantam pandemic Covid-19.

“Pemerintah pada awalnya mulai melonggarkan pembatasan perjalanan tahun lalu, tetapi membalikkan tren setelah jenis virus baru muncul dan karena keseriusan yang terus-menerus dari situasi epidemiologi,” kata Organisasi Pariwisata Dunia (UNWTO) dalam sebuah laporan, Senin (8/3/2021).

Pada awal Februari, 69 tujuan dari 217 di seluruh dunia, atau 32 persen, sepenuhnya tertutup untuk pariwisata internasional, termasuk 30 di Asia dan Pasifik, 15 di Eropa dan 11 di Afrika.

Penurunan puncaknya terjadi pada Mei 2020, ketika 75 persen tujuan di seluruh dunia ditutup sepenuhnya, tetapi naik dari November ketika 27 persen ditutup.

Badan PBB tersebut mengatakan ada kecenderungan ke arah “pendekatan yang sedikit berbeda, bukti, dan berbasis risiko” untuk pembatasan perjalanan, seperti mewajibkan wisatawan internasional untuk memberikan tes negatif pada saat kedatangan.

Baca juga: Covid-19 Dan Penutupan Sekolah Bahayakan Masa Depan Perempuan

Sekitar sepertiga dari tujuan di seluruh dunia sekarang memiliki presentasi tes negatif pada saat kedatangan sebagai persyaratan masuk utama mereka, seringkali dikombinasikan dengan karantina.

“Pembatasan perjalanan telah banyak digunakan untuk membatasi penyebaran virus. Sekarang, saat kami berupaya untuk memulai kembali pariwisata, kami harus menyadari bahwa pembatasan hanyalah salah satu bagian dari solusi,” kata kepala UNWTO Zurab Polilikashvili dalam sebuah pernyataan, mengutip Channel News Asia.

Kedatangan turis internasional turun satu miliar, atau 74 persen, pada 2020, menurut UNWTO, yang menyebutnya sebagai “tahun terburuk dalam sejarah pariwisata”.

Pandemi tersebut merugikan industri pariwisata global sebesar USD1,3 triliun dalam pendapatan yang hilang tahun lalu, lebih dari 11 kali kerugian yang tercatat selama krisis keuangan global 2009.**(Feb)

Exit mobile version