Topcareer.id – Presiden Emmanuel Macron pada hari Rabu (31/3) memerintahkan Prancis untuk melakukan lockdown nasional ketiga dan mengatakan sekolah-sekolah akan ditutup selama tiga minggu.
Dengan jumlah korban tewas mendekati 100.000, unit perawatan intensif di daerah menjadi yang paling terpukul, peluncuran vaksin pun lebih lambat dari yang direncanakan. Hal ini memaksa Macron terpaksa meninggalkan tujuannya untuk menjaga negara tetap terbuka demi melindungi roda perekonomian.
“Kami akan kehilangan kendali jika kami tidak bergerak sekarang,” kata presiden dalam pidato yang disiarkan televisi nasional di Prancis.
Baca juga: Varian Baru Virus Corona Merajalela, Prancis Pilih Lockdown
Macron telah berusaha untuk menghindari penguncian skala besar ketiga sejak awal tahun 2021, ia bertaruh bahwa jika dia bisa mengarahkan Prancis keluar dari pandemi tanpa mengunci negara lagi, dia akan bisa memberi ekonomi kesempatan untuk pulih dari kemerosotan tahun lalu.
Tetapi opsi dari mantan bankir investasi itu terpaksa sirna, karena jenis virus corona baru yang lebih menular telah melanda Prancis dan sebagian besar Eropa.
Untuk anak-anak sekolah, pembelajaran akan dilakukan dari jarak jauh selama seminggu, lalu sekolah diliburkan dua minggu.
Setelah itu, siswa taman kanak-kanak dan sekolah dasar akan kembali ke sekolah, sementara siswa sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas melanjutkan pembelajaran jarak jauh selama seminggu ekstra.
“Ini adalah solusi terbaik untuk memperlambat virus,” kata Macron.**(Feb)