TopCareerID

Langkah Kemendikbud dalam Rangka Mewujudkan Keselarasan SMK dan Dunia Kerja

Topcareer.id – Program SMK Pusat Keunggulan merupakan langkah terobosan komprehensif dari Kemendikbud yang ditujukan untuk menjawab tantangan dalam rangka pembenahan kondisi SMK saat ini agar semakin sejalan dengan kebutuhan dunia kerja.

Mendikbud Nadiem Makarim dalam dalam acara Peluncuran Merdeka Belajar episode 8: Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan yang disiarkan live di kanal youtube Kemendikbud RI, Rabu (17/3/2021) menyampaikan SMK Pusat Keunggulan mempunyai tiga tujuan yaitu langsung terserap di dunia kerja atau industri, melanjutkan studi ke politeknik atau universitas, dan menciptakan lapangan pekerjaan atau menjadikan dirinya sendiri sebagai peluang usaha.

Nadiem juga menjelaskan SMK Pusat Keunggulan memprioritaskan 7 keunggulan yakni ekonomi kreatif, permesinan dan konstruksi, hospitality, care services, maritim, pertanian, serta kerja sama luar negeri.

Baca Juga: Terobosan Baru Pendidikan Indonesia dengan Program SMK Pusat Keunggulan

“Ini sektor-sektor yang tidak bisa digantikan oleh artificial intelligence dengan infinite demand (permintaan tidak terbatas) dan mendukung pengembangan strategi ekonomi. ini sektor-sektor yang tidak akan habis pekerjaannya,” kata Nadiem.

Dalam kesempatan tersebut Nadiem menyampaikan bahwa untuk mewujudkan keselarasan antara SMK dan dunia kerja serta menghadapi tantangan dari program SMK Pusat Keunggulan bisa ditempuh dengan 8 aspek link and match.

1) Kurikulum disusun bersama sejalan dengan penguatan aspek softskills, hardskills, dan karakter kebekerjaan sesuai kebutuhan dunia kerja.

2) Pembelajaran berbasis project riil dari dunia kerja (project based learning) untuk memastikan hardskills, softskills, dan karakter yang kuat.

Baca Juga: Nadiem: SMK Saat Ini Masih Sulit Menjawab Dunia Kerja

3) Peningkatan jumlah dan peran guru/instruktur dari industri maupun pakar dari dunia kerja, yaitu sampai minimal mencapai 50 jam/semester/program keahlian.

4) Praktik kerja lapangan/industri minimal satu semester.

5) Sertifikasi kompetensi yang sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja bagi lulusan dan bagi guru/instruktur.

6) Update teknologi dan pelatihan secara rutin dari dunia kerja bagi guru/instruktur.

7) Melakukan riset terapan yang mendukung teaching factory berdasarkan kasus atau kebutuhan riil industri.

8) Komitmen serapan lulusan oleh dunia kerja. Kemendikbud mendorong agar kolaborasi dengan dunia kerja dapat semakin ditingkatkan.

“Untuk mencapai visi tersebut, keselarasan antara SMK Pusat Keunggulan dengan dunia kerja tidak hanya diwujudkan melalui MoU saja, tetapi harus berlangsung secara mendalam dan menyeluruh,” kata Nadiem.**(RW)

Exit mobile version