Topcareer.id – Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menggelar konferensi pers virtual, Senin malam (5/4/2021) untuk menyampaikan kondisi terkini bencana alam yang melanda wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT).
Menurut Kepala BNPB Doni Monardo, sudah ada pengalaman penanganan bencana alam dalam situasi pandemi COVID-19 sewaktu bencana gempa mengguncang Sulawesi Barat.
Doni meminta agar seluruh pihak mewaspadai penularan COVID-19 di lokasi bencana akibat siklon tropis Seroja di Provinsi NTT.
Upaya BNPB untuk menghindari penularan Covid-19 menjadi salah satu perhatian penanganan pascabencana. “Kami berusaha untuk mengurangi warga yang mengungsi di tempat-tempat pengungsian,” ujar Doni dalam konferensi pers virtual.
Baca juga: Suplai Vaksin RI Terbatas, Laju Vaksinasi Covid-19 Diperlambat
Kasus positif COVID-19 di wilayah NTT mengalami kenaikan, meskipun beberapa minggu terakhir sudah menunjukkan adanya penurunan.
Tercatat selama delapan bulan pertama di NTT kasus COVID-19 relatif rendah. Namun, setelah libur Natal dan tahun baru 2021, kasus meningkat tinggi.
Doni berharap, konsep dari pengalaman penanganan bencana di tengah pandemi COVID-19 yang telah dijalankan bisa diaplikasikan pada penanganan warga yang mengungsi di wilayah NTT.
Bersama Kementerian Kesehatan, BNPB menyiapkan alat skrining berupa rapid tes antigen untuk membantu warga yang terdampak bencana agar dites terlebih dahulu, supaya tidak membawa virus dari luar pengungsian.
Baca juga: India Catat 100.000 Kasus COVID-19 dalam Sehari
Setiap koordinator pos pengungsian diminta untuk menyosialisasikan pemahaman mengenai COVID-19 di tengah bencana, agar warga dapat mengidentifikasi kondisinya sejak dini.
“Besar harapan kami kerja sama yang telah dilaksanakan sebelumnya di beberapa daerah bencana bisa memberikan pengalaman yang baik,” pesan Doni.
BNPB juga terus mengingatkan para warga di wilayah bencana NTT untuk tetap mematuhi protokol kesehatan agar kondisi tidak semakin memburuk.
Menurut data BNPB hingga Senin (5/4/2021) malam saat konferensi virtual berlangsung, Doni memberikan update data sebanyak 84 orang korban meninggal dunia dan 71 orang masih dinyatakan hilang pada bencana banjir bandang tersebut di NTT.
Baca juga: 2 Bulan Usai Vaksinasi Covid-19, Presiden Argentina Positif Corona
Langkah awal dari tim BNPB di lapangan bekerjasama dengan Pemerintah Daerah, Kementerian Kesehatan, dan relawan lokal untuk mencari dan menemukan korban hilang.
Sementara hingga Senin malam (5/4/2021), pengerahan alat berat untuk evakuasi dan pembukaan akses yang tertutup akibat bencana banjir masih terkendala kondisi cuaca.
Sudah ada 8 unit alat berat yang telah siap dikirim ke Lembata dan Adonara, termasuk enam unit dumtruck.
BNPB telah menyiagakan tiga unit helikopter untuk evakuasi serta distribusi bantuan logistik, karena sejumlah wilayah masih terisolir akibat tanah longsor dan banjir yang memutus akses.**(Feb)