Topcareer.id – Berdasar ‘Survei Ketertarikan Masyarakat terhadap Pendidikan Vokasi’ oleh MarkPlus, Inc. mayoritas responden mengaku tertarik terhadap pendidikan vokasi. Mayoritas responden yang tertarik dengan pendidikan vokasi lantaran dinilai memiliki prospek kerja yang bagus.
Survei yang mengikutsertakan 890 responden ini menyatakan sebanyak 57,8% mengaku bahwa SMK memiliki prospek kerja yang bagus. Lalu 51,9% menyatakan tertarik pada SMK karena memiliki pilihan jurusan yang banyak.
Begitu pula dengan responden yang tertarik dengan perguruan tinggi vokasi di mana 68,7% menyatakan alasannya memiliki prospek kerja yang bagus. Kemudian sebanyak 46,1% memilih perguruan tinggi vokasi lantaran studi yang singkat. Sementara, sebagian lainnya tidak tertarik karena tidak sesuai passion.
Dari sisi awareness, mayoritas responden mengaku aware dengan pendidikan SMK dan Pendidikan Tinggi Vokasi. Sejumlah 92,3% responden mengetahui informasi seputar SMK, sedangkan 70,6% responden mengetahui informasi mengenai Pendidikan Tinggi Vokasi.
“Jika dilihat dari tingkat ketertarikan masyarakat, mayoritas responden tertarik untuk melanjutkan pendidikan ke SMK (82,05%) dan Pendidikan Tinggi Vokasi (78,6%),” kata Taufik, Deputy Chairman MarkPlus, Inc. dalam keterangan pers, Selasa (6/4/2021).
Baca juga: Bisa Ditiru, Pemimpin Inspiratif Lakukan 10 Hal Ini Saat Bicara (Bagian 1)
Di sisi lain, responden dengan kategori Orangtua siswa SMK, ingin agar anaknya dapat melanjutkan pendidikan ke Pendidikan Tinggi pada Fakultas Vokasi dengan pertimbangan prospek ke depan (37,9%).
Berbeda dengan responden dari kategori orang tua siswa SMA, yang ingin agar anaknya memilih Pendidikan Tinggi Fakultas Non Vokasi dengan pertimbangan kualitas dan reputasi dari instansi (41,3%).
“Jika dilihat dari responden siswa SMA dan SMK, kedua kategori ini lebih memilih Universitas Negeri dengan Fakultas Non Vokasi. Alasannya adalah kualitas dan reputasi dengan angka 36,6% untuk responden siswa SMK dan 40,4% untuk responden siswa SMA,” lanjut Taufik.
Riset ini dilakukan di 10 wilayah di Indonesia dengan mempertimbangkan jumlah siswa-siswa terbanyak, persebaran wilayah responden, pemilihan kota/titik utama, juga komposisi siswa SMK.
Kesepuluh wilayah tersebut adalah Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah, Sumatera Utara, Sulawesi Selatan, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Barat, Bali, dan Sulawesi Utara. Secara keseluruhan, riset ini menggunakan margin of error 5%, dengan tingkat confidence level 95%.