TopCareerID

Tips Sukses Wawancara Kerja dengan Perekrut Robot

Ilustrasi. (dok. Built in)

Topcareer.id – Penggunaan artificial intelligence (AI) dalam wawancara kerja di luar negeri sedang meningkat, Indonesia mungkin tinggal tunggu saja waktunya. Mungkin terdengar menakutkan, tapi para ahli mengatakan ada beberapa cara untuk mengatasi pertemuan pertama dengan perekrut robot ini.

Sekitar 70% dari lebih dari 1.500 sumber daya manusia dan profesional perekrutan hasil survei LinkedIn pada bulan Juli, percaya bahwa perekrutan virtual termasuk wawancara kerja akan menjadi standar baru setelah pandemi virus corona.

Dan sementara bagi banyak perusahaan, ini bisa berarti pemberi kerja terus melakukan wawancara kerja melalui Zoom. Kemunculan lebih banyak alat AI yang membuat proses lebih efisien menunjukkan bahwa permintaan perekrut robot mungkin akan tetap ada.

Melansir CNBC Make It, jika kamu berhadapan dengan perekrut robot dalam wawancara, para ahli merekomendasikan untuk mengingat tip-tip ini.

Tips hadapi robot saat wawancara

Bahasa tubuh

Untuk fitur perekrutan AI yang menganalisis bahasa tubuh, Andres Lares, partner pengelola di Shapiro Negotiations Institute, mengatakan bahwa awalnya tampak menakutkan. Terutama bagi orang yang akan melakukan wawancara karena sulit memprediksi dengan tepat oleh algoritma.

Namun, dia menambahkan bahwa ada tips umum bahasa tubuh yang positif yang dapat kandidat gunakan agar menciptakan kesan yang baik.

Dia merekomendasikan “hal-hal sederhana” seperti tersenyum, sedikit mencondongkan tubuh ke depan dan banyak kontak mata. Serta secara umum menunjukkan lebih banyak “tingkah laku yang terbuka.”

Bagaimana kandidat mengutarakan jawaban mereka juga merupakan kunci, kata Lares, saat bahasa sedang dianalisis. “‘Bagaimana kamu mengatakannya’ sangat penting, mungkin sebenarnya lebih penting daripada saat kamu bersama orang sungguhan,” katanya.

Baca juga: 7 Tanda Rekan Kerjamu Sosiopat, Coba Cek!

Misalnya, Lares mengatakan AI dapat menafsirkan penggunaan frasa seperti “Saya pikir” sebagai lebih tentatif. “Umumnya yang kami temukan adalah banyak algoritma yang mencari kepercayaan diri.”

Mencatat

Kevin Parker, CEO platform perangkat lunak wawancara video HireVue, mengatakan kepada CNBC bahwa pelamar kerja akan disarankan untuk mempertimbangkan membuat catatan di antara jawaban. Jika, robot itu seperti HireVue, perangkat lunak tersebut memungkinkan orang yang diwawancarai untuk mengambil jeda.

Dan seperti dalam wawancara tatap muka, Parker menyarankan orang yang diwawancarai menggunakan teknik “STAR” (situation, task, action dan result) untuk menyusun jawaban untuk pertanyaan situasional.

Pertahankan nilai yang kamu miliki

‘Kejujuran, nilai diri dan kepribadian’

Lares mengakui bahwa berbicara di depan layar dalam sebuah wawancara, bisa terasa “canggung” daripada berbicara dengan orang sungguhan.

Hal itu karena kandidat tidak dapat melihat bagaimana pewawancara mereka bereaksi terhadap jawaban mereka dan tidak ada kesempatan untuk obrolan ringan untuk membuat percakapan mengalir.

Untuk menghilangkan beberapa ketidaknyamanan awal itu, dia menyarankan untuk memikirkan cerita dari pekerjaan sebelumnya dan berlatih menceritakannya kembali di depan kamera agar nyaman.

Aida Fazylova adalah CEO dari startup teknologi HR XOR, yang menggunakan AI untuk mengotomatiskan tahap awal perekrutan seperti melamar, menyaring, dan mengatur jadwal untuk pertemuan langsung.

“Jika kamu ingin menyelesaikan wawancara skrining dengan AI, saya akan merekomendasikan dosis tinggi … kejujuran, nilai, dan kepribadian,” katanya.**(Feb)

Exit mobile version