Topcareer.id – Amerika Serikat mempersiapkan kemungkinan bahwa suntikan penguat kekebalan akan perlu bagi mereka yang sudah menerima vaksin.
“Sementara penelitian durasi kekebalan setelah vaksinasi masih berlangsung, vaksin penguat mungkin perlu,” kata David Kessler, kepala sains untuk gugus tugas tanggapan COVID-19 Presiden Joe Biden.
“Pertimbangannya saat ini adalah mereka yang lebih rentan harus menjadi prioritas penerima suntikan penguat lebih dulu,” katanya.
Sementara itu, Kepala Eksekutif Pfizer Inc, Albert Bourla mengatakan orang-orang ‘kemungkinan’ akan membutuhkan dosis penguat ketiga dari vaksin COVID-19.
“Suntikan penguat mungkin akan perlu dalam waktu 12 bulan dan orang memang mungkin memerlukan suntikan tahunan,” kata Bourla.
Data awal menunjukkan vaksin dari Moderna dan Pfizer serta mitranya BioNTech sanggup mempertahankan sebagian besar keefektifannya setidaknya selama enam bulan.
Baca juga: Inggris: Pemberian Penguat COVID-19 Mungkin Saja Dilakukan
Bahkan jika perlindungan bertahan lebih dari enam bulan, para ahli mengatakan virus baru yang mungkin muncul menyebabkan perlunya suntikan penguat.
AS juga melacak infeksi pada orang yang telah menerima vaksinasi penuh, Rochelle Walensky, direktur Pusat CDC mengatakan pada sidang subkomite.
Dari 77 juta orang yang menerima suntikan vaksin di AS, ada 5.800 terinfeksi kembali, 396 orang rawat inap, dan 74 orang meninggal.
Walensky mengatakan beberapa dari infeksi ini terjadi karena orang yang sudah menerima vaksin tidak meningkatkan respon imun yang kuat.
Kekhawatirannya adalah, dalam beberapa kasus, hal itu terjadi pada orang yang terinfeksi oleh varian virus baru yang lebih menular.
Awal bulan April 2021 ini, Pfizer dan mitranya BioNTech mengatakan vaksin mereka sekitar 91% efektif dalam mencegah COVID-19, mengutip data uji coba terbaru yang mencakup lebih dari 12.000 orang yang telah menerima suntikan penuh selama setidaknya enam bulan.**(Feb)