Topcareer.id – Salah satu perusahaan produsen vaksin, CanSino Biologics China menyatakan akan memulai uji klinis untuk vaksin Covid-19 yang bisa diberikan melalui inhalasi atau dapat dihirup pada minggu depan.
Awal bulan ini, direktur Pusat Pengendalian Penyakit China secara terbuka mengakui bahwa vaksin China “tidak memiliki tingkat perlindungan yang sangat tinggi”.
CDC China menyampaikan pihaknya sedang mempertimbangkan untuk memberikan suntikan Covid yang berbeda kepada orang-orang untuk meningkatkan kemanjuran vaksin.
Salah satu pendiri CanSino Biologics dan Kepala Eksekutif Xuefeng Yu mengatakan bahwa vaksin yang dihirup bisa lebih efektif daripada yang disuntikkan mengingat virus corona memasuki tubuh manusia melalui saluran udara.
CanSinoBIO bersama-sama mengembangkan vaksin inhalasi dengan Institut Bioteknologi Beijing. Untuk memperjelas, vaksin Adenovirus Type 5 Vector milik perusahaan – atau Ad5-nCoV – yang diberikan melalui suntikan telah disetujui untuk digunakan di China dan beberapa negara lain.
“Jadi kamu menambahkan lebih banyak lapisan – masuk akal, bukan? Jadi itulah mengapa kita melalui jalur mukosa,” kata Yu, mengutip laman CNBC.
Baca juga: Virgin Coconut Oil Jadi Obat Covid-19, Ini Penjelasannya
CEO tersebut mengatakan perusahaan telah menggunakan konsep yang sama untuk mengembangkan vaksin inhalasi untuk tuberkulosis atau TB.
Percobaan yang dilakukan di Kanada menunjukkan bahwa dosis inhalasi untuk vaksin TB yang diperlukan untuk memberikan perlindungan jauh lebih sedikit daripada suntikan yang sebenarnya.
Vaksin Covid injeksi dosis tunggal CanSinoBIO telah disetujui untuk digunakan di beberapa negara termasuk China, Pakistan, Meksiko, dan Hongaria.
Perusahaan mengatakan data sementara dari uji klinis fase tiga di luar negeri menunjukkan vaksinnya 68,83% efektif mencegah penyakit Covid-19 yang bergejala dua minggu setelah satu suntikan, sementara angka itu turun menjadi 65,28% setelah empat minggu, lapor Reuters.
Sebagai perbandingan, data terbaru menunjukkan suntikan Pfizer-BioNTech 91% efektif mencegah infeksi, sementara Moderna mengatakan vaksinnya lebih dari 90% efektif enam bulan setelah suntikan kedua.**(Feb)