Topcareer.id – Ada sejumlah faktor terkait dengan perkembangan gangguan depresi mayor, termasuk temperamen, faktor lingkungan, genetika, dan gangguan kesehatan mental serta medis lainnya.
Sebagian besar pemicu depresi ini berada di luar kendali kamu. Oleh sebab itu kamu perlu waspada karena ada beberapa kebiasaan kecil yang biasa kamu lakukan justru malah memperburuk gejala depresi.
Bagi kamu yang berjuang melawan depresi, kamu bisa mengubah gaya hidup untuk membantu meringankan gejala. Berikut ini beberapa hal simple yang ternyata bisa memicu depresi kamu menjadi lebih parah.
Mengabaikan panggilan telepon atau WhatsApp
Sangat umum untuk mengabaikan pesan maupun panggilan telepon karena kamu tidak ingin terganggu dari kabar yang tidak menyenangkan, terutama jika kamu sedang merasa tertekan atau cemas. Namun, semakin sering kamu menghindari interaksi sosialmu, maka akan semakin buruk perasaan kamu.
Baca juga : Sempat Depresi, Ini yang Dilakukan Selena Gomez Selama Pandemi
Tidak menjaga jadwal secara teratur
Sulit untuk mengikuti jadwal ketika kamu merasa cemas. Namun, berpegang teguh pada rutinitas sangat penting untuk kesehatan mental. Tubuh dan pikiran menyukai rutinitas dan menyamakannya dengan keselamatan. Rutinitas yang teratur bisa membantu menjaga kadar gula darah, memastikan kamu cukup istirahat, dan menjaga kadar kortisol di tingkat yang baik.
Bekerja terlalu keras
Ini bukan ide yang bagus, apalagi sampai kamu benar-benar lupa meluangkan waktu untuk diri sendiri. Jika kita tidak menerima kesenangan dan perawatan diri sebagai kebutuhan, berarti kita menyabotase diri kita sendiri untuk keluar dari kecemasan dan depresi.
Terlalu banyak mengonsumsi kafein
Mengonsumsi terlalu banyak kafein baik itu berasal dari kopi, teh, soda, atau minuman berenergi justru dapat meningkatkan kecemasanmu. Sebaiknya kamu mengatur asupan sepanjang hari sehingga kamu tidak akan merasakan efek fisik dan emosional yang tidak nyaman dari stimulan.
Merenungkan stres yang kamu alami
ketika hidup menjadi stres, kamu bisa tergoda untuk memikirkannya berulang-ulang. Namun, merenungkannya hanya akan memperburuk keadaan.
Perilaku ini akan meningkatkan kecemasan kamu. Pemikiran obsesif kamu tidak akan berhenti dengan sendirinya kecuali kamu menerimanya, menantangnya, dan menghentikannya pada jalurnya.**(Feb)