Topcareer.id – Kepala Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan peningkatan kasus COVID-19 yang mengkhawatirkan, yang telah mendorong infeksi global ke tingkat tertinggi dalam pandemi.
“Di seluruh dunia, kasus infeksi dan kematian terus meningkat pada tingkat yang mengkhawatirkan,” kata Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus.
“Secara global, jumlah kasus baru per minggu hampir dua kali lipat selama dua bulan terakhir. Ini mendekati tingkat infeksi tertinggi yang kami lihat sejauh ini selama pandemi,” lanjutnya.
“Beberapa negara yang sebelumnya menghindari penularan luas sekarang mengalami peningkatan tajam dalam infeksi,” kata Tedros, mengutip Papua Nugini sebagai contoh.
Tedros mengatakan badan kesehatan Perserikatan Bangsa-Bangsa akan terus menilai evolusi krisis virus corona dan menyesuaikan saran yang sesuai.
“Secara global, pesan kami kepada semua orang di semua negara tetap sama. Kita semua punya peran untuk mengakhiri pandemi,” katanya.
Lebih dari 139 juta kasus COVID-19 telah tercatat di seluruh dunia, dengan 2,9 juta kematian, menurut data Universitas Johns Hopkins.
WHO telah menyatakan virus corona sebagai pandemi global pada 11 Maret 2020 lalu.
Baca juga: WHO Lagi-Lagi Peringatkan Dunia Di Titik Kritis Pandemi Covid-19
Ketidakseimbangan Yang Mengejutkan
Tedros sebelumnya mengatakan bahwa salah satu prioritas utama WHO adalah meningkatkan ambisi COVAX.
Sebuah inisiatif yang bekerja untuk akses global yang adil untuk vaksin COVID-19, dalam membantu semua negara mengakhiri pandemi.
Rencana COVAX berharap bisa mengirimkan 100 juta vaksin kepada semua orang pada akhir Maret lalu, tetapi hanya terdistribusi 38 juta dosis.
WHO berharap inisiatif ini dapat menyusul dalam beberapa bulan mendatang, tetapi mengutuk apa yang tergambarkan sebagai “ketidakseimbangan yang mengejutkan” dalam distribusi vaksin antara negara-negara berpenghasilan tinggi dan rendah.
WHO juga mengkritik negara yang mencari kesepakatan vaksin mereka sendiri di luar inisiatif COVAX karena alasan politik atau komersial.
Tedros telah memperingatkan bahwa dunia berada di ambang “kegagalan moral yang dahsyat” karena ketidaksetaraan vaksin.**(Feb)