Topcareer.id – Cepat atau lambat, kita akan melihat peningkatan jadwal kerja jarak jauh dan lebih fleksibel seperti empat hari kerja dalam seminggu.
Faktanya, serikat pekerja berpikir bahwa empat hari kerja dalam seminggu dapat menjadi kenyataan dalam abad ini jika perusahaan mau berbagi manfaat teknologi baru dengan karyawan mereka.
Kerja empat hari seminggu mungkin tampak seperti ide radikal bagi perusahaan dengan pimpinan yang masih memiliki pola pikir tradisional.
Namun, beberapa perusahaan seperti Perpetual Guardian dari New Zealand sudah menyadari manfaat kerja empat hari seminggu.
Empat hari bekerja dalam seminggu tak hanya meningkatkan kepuasan karyawan, komitmen perusahaan dan kerja tim, tetapi juga menurunkan tingkat stres.
Lebih baik lagi, jadwal kerja karyawan seperti ini tidak merusak produktivitas atau hasil perusahaan mereka.
Berikut ini penjelasan dari beberapa manfaat sistem empat hari bekerja dalam seminggu.
Baca juga: Untuk Jalani Keseimbangan Hidup, Setiap Hari Tidak Harus Selalu Produktif
- Peningkatan produktivitas
Studi mendalam tentang hubungan pekerjaan dengan produktivitas dari Universitas Stanford mengungkapkan korelasi yang jelas antara kedua faktor tersebut.
Karyawan yang terlalu banyak bekerja sebenarnya kurang produktif daripada karyawan yang bekerja dengan waktu yang tidak berlebihan.
Perusahaan Perpetual Guardian di New Zealand mendapati karyawan yang bekerja empat hari dalam seminggu bisa mempertahankan tingkat produktivitas yang sama.
Selain itu juga menunjukkan peningkatan dalam kepuasan kerja, kerja tim, keseimbangan kerja dan hidup, serta loyalitas terhadap perusahaan.
Stres karyawan pun juga berkurang cukup signifikan dengan penurunan sebesar 45% menjadi 38%.
Hasil dari studi ini relatif tidak mengejutkan mengingat beberapa negara paling produktif di dunia, seperti Norwegia, Denmark, Jerman, dan Belanda, rata-rata bekerja hanya 27 jam seminggu.
- Keterlibatan karyawan lebih baik
Empat hari kerja seminggu dapat menghasilkan karyawan yang lebih bahagia dan lebih berkomitmen terhadap perusahaan.
Karyawan cenderung tidak stres atau terpaksa mengambil cuti sakit karena mereka memiliki banyak waktu untuk istirahat dan pemulihan.
Hasilnya, mereka bisa kembali bekerja setiap awal hari kerja dengan perasaan siap menghadapi tantangan baru.
Baca Juga: Survei: 4 dari 5 CEO Perkirakan Sistem Kerja Jarak Jauh Semakin Luas
- Dampak baik terhadap lingkungan
Negara-negara dengan jam kerja lebih pendek biasanya memiliki jejak karbon lebih kecil sehingga sistem kerja ini berdampak baik pada lingkungan.
Mempersingkat jam kerja berarti karyawan tidak perlu banyak bepergian dan gedung perkantoran besar hanya beroperasi empat hari seminggu.
Percobaan dari negara bagian Utah AS untuk pegawai pemerintah menunjukkan dampak ekologis yang signifikan dari pengurangan rata-rata minggu kerja dari lima menjadi empat hari menggunakan jadwal kerja yang lebih singkat.
Dalam sepuluh bulan pertama, proyek tersebut menghemat lebih dari US $ 1,8 juta dalam biaya energi.
Selain itu juga ada pengurangan setidaknya 6.000 metrik ton emisi karbon dioksida dari penutupan gedung perkantoran besar setiap hari Jumat.
Jika perjalanan karyawan juga ikut dalam perhitungan, Utah memperkirakan hal itu menghemat 12.000 metrik ton CO2/
Ini setara dengan menghilangkan 2.300 mobil dari jalan selama satu tahun, hanya dengan bekerja kurang dari satu hari dalam seminggu!**(RW)