Topcareer.id – Sampai saat ini, kanker serviks masih menjadi penyakit yang ditakuti oleh para perempuan dan memakan banyak korban jiwa. Padahal, Kanker tersebut merupakan salah satu kanker yang dapat dicegah dengan vaksinasi HPV.
Menurut data GLOBOCAN 2020, angka kanker serviks di Indonesia meningkat hampir 15% dibandingkan pada tahun 2018 dengan jumlah kasus 36.6331 dan membunuh 57 perempuan Indonesia setiap harinya.
Artinya, lebih dari 21.000 keluarga di Indonesia setiap tahunnya ditinggalkan oleh ibu, anak perempuan, atau istri karena kanker serviks, yang mengakibatkan beban sosial begitu besar bagi kelangsungan dan kesejahteraan keluarga Indonesia ke depannya.
Oleh karena itu, vaksinasi HPV penting dilakukan sedini mungkin, khususnya bagi para perempuan di usia muda agar mengurangi risiko terkena virus HPV. Jika kita tidak bertindak, kematian akibat kanker serviks akan meningkat hampir 50% pada tahun 2030.
dr. Maria Ratna Andijani, Sp.OG, mengatakan, peningkatan angka kematian akibat kanker serviks sebanyak 15% menunjukkan bahwa masih banyak perempuan Indonesia belum mendapatkan perlindungan kanker serviks dengan vaksinasi HPV.
“Padahal, usia produktif merupakan usia yang rentan terinfeksi oleh virus HPV, terutama HPV tipe 16 dan tipe 18 yang dapat mengakibatkan kanker serviks,” kata dr. Maria dalam webinar berjudul “Girl Power: Living Life to The Fullest” pada Selasa (27/4/2021).
Berdasarkan rekomendasi Satgas Imunisasi Anak dan Satgas Imunisasi Dewasa, vaksinasi HPV dapat memberikan manfaat dan perlindungan mulai dari usia 9 tahun hingga 55 tahun.
Selain itu, bagi para perempuan yang sudah menikah, perlu untuk melakukan deteksi dini secara reguler dengan tes pap smear ataupun tes IVA.
Baca juga: Hati-Hati, Ini Efek Kelamaan Kerja Di Ruang Ber-AC
“Untuk merayakan Hari Kartini 2021, saya mengajak perempuan-perempuan Indonesia untuk tidak menunda dan segera mencari informasi mengenai kanker serviks dan pencegahannya melalui vaksinasi HPV dengan berkonsultasi dengan dokter di Rumah Sakit atau klinik terdekat,” kata dr. Maria.
Rekomendasi vaksinasi HPV juga sejalan dengan strategi global WHO untuk mengeliminasi kanker serviks, dengan mencakup hingga 90% vaksinasi HPV, 70% cakupan skrining, dan 90% akses ke pengobatan terkait di semua negara.
Selain itu, vaksinasi HPV tidak hanya mencegah bahaya kanker serviks, tetapi juga penyakit terkait HPV lainnya, seperti beberapa penyakit kulit dan kelamin pada pria.
Kanker serviks dikenal sebagai silent killer bagi kaum perempuan karena inkubasi HPV tidak menunjukkan gejala apapun dan butuh waktu lama, bahkan dapat lebih dari sepuluh tahun untuk berkembang menjadi kanker serviks.
Di kesempatan yang sama, dr. Venita Eng, Perwakilan Koalisi Indonesia Cegah Kanker Serviks (KICKS) mengungkapkan, dari keseluruhan kasus kanker serviks baru yang ditemukan di Indonesia, diketahui sebagian besar sudah pada stadium lanjut.
“Pada kondisi ini, pengobatan menjadi lebih sulit, lebih mahal serta tingkat keberhasilan juga menurun. Untuk itu, dibutuhkan edukasi yang berkelanjutan terhadap masyarakat luas, terutama generasi muda bahwa vaksin HPV merupakan investasi kesehatan sebagai langkah perlindungan utama dari berbagai macam penyakit di masa depan yang diakibatkan virus HPV,” ujarnya.**(Feb)