TopCareerID

Terjebak Macet setiap Hari? Penyakit Ini Mengancammu

Ilustrasi kemacetan yang membuat bosan di perjalanan.

Lalu lintas Jakarta. (dok. Mediacorp)

Topcareer.id – Setuju bukan kalau terjebak kemacetan saat pergi atau pulang ngantor bikin kesal dan stres? Selain bikin kesal, terjebak kemacetan yang terus diakumulasi bisa menimbulkan berbagai macam penyakit berbahaya.

Seorang psikolog di California, Melanie Greenberg mengatakan, ya memang satu kemacetan dalam satu minggu tidak akan membunuh. Namun, kemacetan itu harus kamu hadapi di kehidupan sehari-hari, bukan seminggu dua minggu, malah tidak ada hentinya, dan makin bertambah, itu yang berbahaya tanpa disadari.

“Kerumitan ini dapat berdampak besar pada kesehatan fisik dan kesejahteraan, terutama ketika mereka berakumulasi dan kita tidak punya waktu untuk pulih dari satu masalah sebelum yang lain menyerang kita,” kata Melanie Greenberg dalam laman Washington Post.

Demensia siap mengintai

Sebuah studi memperkirakan, satu dari 10 kasus Alzheimer di daerah perkotaan dapat dikaitkan dengan seringnya hidup di tengah lalu lintas yang padat, meskipun penelitian berhenti menunjukkan bahwa paparan asap knalpot menyebabkan neurodegeneration.

Hong Chen, ilmuwan yang memimpin pekerjaan di Public Health Ontario mengatakan, peningkatan pertumbuhan penduduk dan urbanisasi telah menempatkan banyak orang dekat dengan lalu lintas yang padat, dan tingkat demensia yang berkembang.

Baca juga: Makan Berlebihan Saat Lebaran? Siap-Siap Terima Risiko Ini

“Bahkan efek sederhana dari dekat- eksposur jalan bisa menimbulkan beban kesehatan masyarakat yang besar,” ucapnya seperti dikutip dari The Guardian.

Studi terbaru, yang diterbitkan dalam The Lancet, menemukan bahwa mereka yang tinggal paling dekat dengan arteri lalu lintas utama hingga 12 persen lebih mungkin didiagnosis dengan demensi, peningkatan risiko yang kecil tetapi signifikan.

Penyakit Jantung

Para peneliti dari Department of Internal Medicine di University Medical Center Mainz dari Johannes Gutenberg University di Jerman menilai bukti terbaru dari hubungan antara penyakit jantung dan kebisingan lingkungan. Studi yang diteliti yang menyelidiki bagaimana efek kebisingan nonauditory dapat berdampak pada sistem kardiovaskular.

Selain itu, mereka meninjau studi tentang efek kebisingan pada sistem saraf dan mereka yang menyelidiki efek buruk kebisingan pada hewan maupun manusia.

Dari bukti yang dievaluasi dalam tinjauan, penulis penelitian menunjukkan bahwa mekanisme bermain ketika respon stres dalam sistem saraf yang diaktifkan oleh paparan kebisingan. Respon stres mendorong lonjakan hormon, yang merusak pembuluh darah.

Para penulis juga menghubungkan kebisingan dengan stres oksidatif – ketidakseimbangan antara produksi radikal bebas dan kemampuan tubuh untuk membatalkan efeknya – dan masalah dengan pembuluh darah, sistem saraf, serta metabolisme.**(Feb)

Exit mobile version