Topcareer.id – Menteri Keuangan Sri Mulyani menyampaikan, hingga akhir April 2021, pendapatan negara terealisasi sebesar Rp585,0 triliun atau 33,5 persen target APBN 2021, dengan begitu tumbuh 6,5 persen (yoy).
“Peningkatan kinerja Belanja dan Investasi untuk penanganan pandemi Covid-19 dan pemulihan ekonomi disertai semakin optimalnya penerimaan Perpajakan dan PNBP serta dukungan pembiayaan,” papar Sri Mulyani dalam konferensi pers, Selasa (25/5/2021).
Ia menyampaikan, penerimaan pajak sampai dengan akhir April 2021 mencapai Rp374,9 triliun atau 30,5 persen target APBN 2021, tumbuh negatif 0,5 persen (yoy).
Meski masih terkontraksi, kata dia, pertumbuhan kumulatif sampai dengan April 2021 lebih baik dibandingkan Januari-Maret, didorong oleh pertumbuhan positif pada bulan April baik secara neto maupun bruto seiring dengan penyampaian SPT Tahunan PPh Badan.
“Realisasi penyampaian SPT untuk tahun 2021 mengalami peningkatan sebanyak 1,38 juta SPT dari seluruh jenis Wajib Pajak dibandingkan periode yang sama tahun lalu,” ucapnya.
Selanjutnya, penerimaan Kepabeanan dan Cukai sampai dengan 30 April 2021 mencapai Rp78,7 triliun atau 36,6 persen target APBN 2021, dan tumbuh 36,5 persen (yoy).
Baca juga: Peningkatan Ekspor April 2021 Terdorong Hampir Di Semua Sektor
Penerimaan Bea Masuk terealisasi sebesar Rp11,49 triliun, meningkat 0,13 persen (yoy) seiring tren impor nasional yang terus meningkat, sedangkan bea keluar mencapai Rp7,18 triliun, tumbuh signifikan 658,9 persen (yoy) didorong penerimaan BK tembaga dan produk kelapa sawit.
Sementara itu, penerimaan Cukai terealisasi sebesar Rp60,05 triliun atau tumbuh 32,8 persen (yoy), didorong penerimaan cukai Hasil Tembakau yang tumbuh 34,4 persen (yoy) dipengaruhi oleh limpahan pelunasan kredit pita cukai dari akhir tahun 2020 yang jatuh tempo di awal tahun 2021.
Realisasi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) sampai bulan April 2021 mencapai Rp131,3 triliun atau 44,0 persen target APBN 2021.
“Antara lain didorong oleh pertumbuhan PNBP SDA Nonmigas sebesar 37,3 persen (yoy) akibat kenaikan harga batubara, emas, perak, tembaga, timah, dan nikel, serta dukungan kenaikan sektor kehutanan meliputi kenaikan produksi kayu, penggunaan areal kawasan hutan, dan pembayaran piutang PNBP PKH,” papar Menkeu.
Kedua, pertumbuhan PNBP Lainnya sebesar 68,2 persen (yoy) akibat kenaikan penjualan hasil tambang batubara dan layanan PNBP K/L.
Lalu ketiga pertumbuhan Pendapatan BLU sebesar 84,2 persen (yoy) akibat peningkatan pendapatan dana perkebunan kelapa sawit dan layanan pendidikan dibandingkan tahun lalu.