Topcareer.id – Sampai sekarang ini, masih banyak yang menyebut TIKI JNE sebagai satu kesatuan.
Padahal, keduanya kini telah berdiri sendiri-sendiri. Dan tentunya memiliki pelanggan masing-masing.
Nah, lalu, apa sebenarnya yang membedakan TIKI dan JNE?
“Kalau TIKI berangkatnya dari domestic courier, kalau kita berangkatnya dari international courier,” ujar CEO JNE, Mohammad Feriadi dalam wawancara bersama Topcareer.Id
Baca juga: Mengulas Perjalanan JNE dan sang CEO, Mohammad Feriadi
“Tapi kalau bicara hari ini, JNE sekarang juga menangani domestic courier, kita menangani logistik, dan itulah bisnis bisnis JNE yang sekarang ini ada.”
Feriadi menambahkan, meski masih memiliki keterkaitan, baik TIKI dan JNE punya kebijakan yang berbeda.
“Ya, karena kebetulan yang menjadi shareholders di sana, juga menjadi shareholder di sini. Namun, JNE dan TIKI sekarang punya manajemen sndiri sendiri-sendiri,” lanjut Feriadi.
Feriadi menuturkan, JNE sendiri punya sejarah panjang. Semuanya berawal ketika JNE masih khusus menangani kiriman dari luar negeri.
“Kalau bicara sejarah JNE, tentunya tak lepas dari organisasi TIKI. JNE pada saat itu menjadi divisi internasional dari TIKI yang menangani kiriman-kiriman dari luar negeri untuk ke Indonesia,”
Melihat permintaan yang kian tinggi, pada 26 november 1990, JNE kemudian dirubah menjadi satu entitas, alias menjadi satu badan hukum sendiri.
“Jadi kebijakannya dijalankan oleh manajemen masing-masing. Mau strategi pricing-nya, strategi jualannya, dan strategi distibusinya, semuanya sudah masing-masing,” tegasnya.**(Feb)
