Topcareer.id – Produsen obat Anglo-Swedia AstraZeneca meyampaikan kabar perkembangan penelitiannya pada Selasa (15/6).
Sebuah studi pengobatan antibodi monoclonal dari AstraZeneca yakni AZD7442, tidak memenuhi tujuan utama untuk mencegah gejala COVID-19.
Pengobatan tersebut gagal pada orang yang baru saja terpapar virus corona baru.
Perusahaan mengatakan para peserta dalam uji coba adalah orang dewasa yang belum menerima vaksinasi dan berusia lebih dari 18 tahun.
Dengan kondisi paparan yang terkonfirmasi pada seseorang dengan virus corona dalam delapan hari terakhir.
AZD7442 mengurangi risiko pengembangan gejala COVID-19 sebesar 33% daripada dengan plasebo, yang tidak signifikan secara statistik, perusahaan melaporkan.
“Meskipun uji coba ini tidak memenuhi titik akhir utama terhadap penyakit bergejala, kami didorong oleh perlindungan yang terlihat pada peserta PCR negatif setelah pengobatan dengan AZD7442,” kata Mene Pangalos, wakil presiden eksekutif AstraZeneca, dalam sebuah pernyataan.
Baca juga: Vaksin AstraZeneca Bets CTMAV 547 Bisa Kembali Digunakan
AstraZeneca juga mempelajari pengobatan dalam percobaan pasien yang telah terpapar sebelumnya dan untuk mencegah penyakit yang lebih parah.
Terapi antibodi monoklonal termasuk dalam kelas obat yang meniru antibodi alami yang tubuh memang memproduksinya untuk melawan infeksi.
Saingannya Regeneron Pharmaceuticals Inc (REGN.O) dan Eli Lilly & Co (LLY.N). Keduanya telah mengembangkan terapi antibodi monoklonal yang telah diizinkan penggunaannya di AS.
Tujuannya untuk mengobati pasien yang terinfeksi virus. European Medicines Agency (EMA) telah menyetujui terapi Regeneron.
EMA juga sedang meninjau obat serupa dari Eli Lilly, Celltrion (068270.KS) dan yang dikembangkan oleh GlaxoSmithKline (GSK.L) serta Vir Biotechnology Inc (VIR.O).
AstraZeneca pada bulan Oktober meminta produsen kontrak Swiss Lonza (LONN.S) untuk memproduksi obat antibodi di Portsmouth, New Hampshire, mulai paruh pertama tahun 2021.
AZD7442 sedang dikembangkan dengan dukungan dari pemerintah AS. AstraZeneca pada bulan Maret mengumumkan kesepakatan dengan pemerintah AS untuk memasok hingga setengah juta dosis AZD7442.
Perusahaan mengatakan pada hari Selasa (15/6) bahwa sekarang sedang dalam pembicaraan dengan pemerintah AS mengenai langkah selanjutnya dalam kesepakatan itu.**(Feb)