TopCareerID

Vaksin COVID-19 Mana yang Terbaik? Ini Penjelasannya

Vaksin Covid-19. Sumber foto: cnbctv18.com

Topcareer.id – Peluncuran vaksin COVID-19 yang semakin cepat, banyak orang menjadi bertanya-tanya vaksin mana yang terbaik?

Bagi para pakar mencoba menjawab dan mendefinisikan pertanyaan vaksin mana yang “terbaik” tidaklah sederhana.

Apakah itu berarti vaksin lebih baik dalam melindungi kamu dari penyakit serius? Atau melindungimu dari varian baru yang beredar?

Vaksin yang membutuhkan lebih sedikit booster atau tambahan apakah lantas menjadi lebih baik?

Bahkan jika para pakar bisa mendefinisikan apa yang “terbaik”, itu tidak seperti jika kamu mendapatkan pilihan vaksin.

Sampai serangkaian vaksin tersedia, sebagian besar orang di seluruh dunia akan divaksinasi dengan vaksin apa pun yang tersedia.

Itu pun berdasarkan data klinis yang tersedia dan rekomendasi otoritas kesehatan, atau berdasarkan saran dokter jika kamu memiliki kondisi medis yang mendasarinya.

Jadi, jawaban jujur ​​tentang vaksin COVID yang “terbaik” hanyalah yang tersedia untuk kamu saat ini.

Masih belum yakin? Inilah mengapa sangat sulit untuk membandingkan vaksin COVID.

Hasil uji klinis
Kamu mungkin berpikir uji klinis mungkin memberikan beberapa jawaban tentang vaksin mana yang “terbaik”.

Terutama uji coba fase 3 besar yang digunakan sebagai dasar persetujuan oleh otoritas kesehatan di seluruh dunia.

Kita semua tahu kemanjuran vaksin COVID berbeda-beda. Misalnya, vaksin Pfizer melaporkan kemanjuran 95 persen dalam mencegah gejala, sedangkan AstraZeneca memiliki kemanjuran 62-90 persen, tergantung pada rezim dosis.

Tetapi perbandingan langsung uji coba fase 3 rumit karena berlangsung di lokasi dan waktu yang berbeda.

Membandingkan vaksin secara langsung
Salah satu cara kita dapat membandingkan kemanjuran vaksin secara langsung adalah dengan melakukan studi head-to-head.

Ini membandingkan hasil orang yang menerima satu vaksin dengan mereka yang menerima vaksin lain, dalam percobaan yang sama.

Dalam uji coba ini, bagaimana mengukur kemanjuran, populasi penelitian, dan setiap faktor lainnya adalah sama.

Misalnya, uji coba head-to-head sedang berlangsung di Inggris untuk membandingkan vaksin AstraZeneca dan Valneva. Uji coba fase 3 diharapkan akan selesai akhir tahun ini.

Bagaimana kalau di dunia nyata?
Sambil menunggu hasil studi head-to-head, kamu bisa pelajari cara kerja vaksin di masyarakat umum, di luar uji klinis.

Data dunia nyata memberi tahu kita tentang efektivitas vaksin, bukan kemanjuran.

Misalnya, data terbaru dari Inggris menunjukkan bahwa vaksin Pfizer dan AstraZeneca memiliki efektivitas yang serupa.

Jadi apa yang sekilas terlihat “terbaik” menurut hasil efikasi dari uji klinis tidak selalu diterjemahkan ke dunia nyata.

Baca juga: Novavax Lebih Manjur Pada Peserta yang Menerima Vaksin Influenza

Bagaimana dengan masa depan?
Vaksin COVID-19 yang kamu dapatkan hari ini sepertinya bukan yang terakhir. Karena kekebalan berkurang secara alami setelah imunisasi.

Nantinya pemberian booster secara berkala akan diperlukan untuk mempertahankan perlindungan yang efektif.

Sekarang ada data yang menjanjikan dari Spanyol bahwa vaksin campuran aman dan dapat memicu respons imun yang sangat kuat.

Jadi ini mungkin strategi yang layak untuk mempertahankan efektivitas vaksin yang tinggi dari waktu ke waktu.

Dengan kata lain, vaksin “terbaik” mungkin sebenarnya adalah penggunaan sejumlah vaksin yang berbeda.

Varian virus sudah mulai beredar, dan vaksin saat ini menunjukkan pengurangan perlindungan terhadap varian ini, namun tetap melindungi.

Moderna dengan cepat memperbarui vaksin mereka untuk diberikan sebagai penguat khusus untuk memerangi varian baru ini.

Vaksin terbaik adalah yang kamu dapatkan sekarang
Sangatlah rasional untuk menginginkan vaksin “terbaik” tersedia. Tetapi vaksin terbaik adalah yang tersedia untuk kamu saat ini.

Karena vaksin itu menghentikan kamu dari tertular COVID-19, mengurangi penularan ke anggota komunitas, dan secara substansial mengurangi risiko penyakit parah.

Semua vaksin yang tersedia melakukan tugasnya dengan baik. Semakin banyak orang divaksinasi, semakin banyak komunitas menjadi kebal.

Pandemi global adalah situasi yang sangat dinamis, dengan munculnya varian virus yang mengkhawatirkan pasokan vaksin global yang tidak pasti, tindakan pemerintah yang tidak merata, dan potensi wabah eksplosif di banyak wilayah.

Jadi menunggu vaksin yang sempurna adalah ambisi yang tidak mungkin tercapai.

Setiap vaksin yang dikirimkan adalah langkah kecil namun signifikan menuju normalitas global.**(Feb)

Exit mobile version